UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
LABORATURIUM PRODUKSI TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA : REZKI HERU ADITYA
NIM : 111510501122
GOL/ KELOMPOK : SELASA / 6
ANGGOTA :
ACARA : FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
PERKECAMBAHAN BENIH PEPAYA
TANGGALPRAKTIKUM : 20 MARET 2012
TANGGALPENYERAHAN : 10 APRIL 2012
ASISTEN :1. DEDI EKO S
2. FRENGKI HERMAWAN P.
3. MEIDA WULANDARI
4. NOVITA FRIDA S.
5. HAIKAL WAHONO
6. IFTITAH FIKA
7. AHMAD NUR
8. AKHMAD TAUFIQUL
9. DYAH AYU S
10. FIKA AYU S
11. HERLIA PUTRI
12.RAAFLUQMAN SYAH
13.KIKI ULFANIAH
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Indonesia
merupakan negara subur dan berpotensi untuk memproduksi berbagai jenis tanaman
buah-buahan. Saat ini banyak masyarakat menggunakan suplement sebagai penyuplai
vitamin untuk memenuhi kebutuhan gizi tubuh, namun hal tersebut dapat beresiko
akan ketergantungan, oleh karena itu perlu adanya penyuplai gizi dan vitamin
alami yang dapat menggantikan supplement. Tanaman buah-buahan merupakan tanaman
yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan karena buah-buah banyak memiliki nilai
guna dan gizi bagi tubuh dan juga memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan. Buah-buahan
dapat memberikan manfaat ekonomi bagi petani maupun para pengusaha buah-buahan,
karena saat ini banyak diminati terutanama buah-buahan yang baik bagi kesehatan.
Buah-buahan yang baik bagi kesehatan adalah buah-buahan yang sehat dan bebas
dari bahan-bahan kimia, seperti pestisida dan bebas dari kontaminasi
lingkungan, missal abu vulkanik .Buah yang bebas dari pestisida biasanya
diproduksi dengan cara bududaya sistem hidroponik di dalan green house, karena
terjaga sterilitasnya. Selain aman untuk dikonsumsi buah-buahan bebes bahan
kimia tersebut juga memiliki nilai ekonomi tinggi karena lebih banyak diminati
baik di dalam dan luar negeri serta memiliki nilai jual lebih tinggi.
Pepaya
merupakan salah satu tanaman buah yang mudah ditemui dan banyak dibudidayakan
di Indonesia serta papaya juga memiliki nilai ekonomi dan mengandung gizi
tinggi. Buah pepaya memiliki nilai gizi dengan kandungan fosfor, kalium,
vitamin A dan C yang tinggi, serta lemak yang rendah. Untuk mendapatkan buah
papaya dyang berkualitas maka harus memperhatikan beberapa hal misalnya
pembibitan, Pembibitan merupakan upaya pembudidayaan baik secara vegetative
maupun generative. Namun pembibitan yang sering digunakan adalah secara
generative yaitu dengan benih.Ketersediaan benih dengan mutu dan jumlah yang
mencukupi menjadi prioritas dalam perluasan areal
tanaman pepaya untuk memenuhi permintaan
pasar yang cenderung meningkat.Untuk nenumbuhkan benih menjadi tanaman baru
dibutuhkan suatu perlakuan agar daya kecambah pada benih bisa berlangsung
optimal. Adanya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap daya kecambah benih
papaya merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk memperoleh hasil
buah pepaya yang memiliki kandungan gizi optimal serta memiliki daya jual
tinggi dan sesuai dengan kwalitas dan kwantitas yang dimiliki oleh buah papaya
tersebut.
|
a.
Mahasiswa mempelajari faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap perkecambahan benih.
b.
Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap perkecambahan benih pepaya.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman
pepaya (Carica papaya L.) termasuk dalam famili Caricaceae, diduga
berasal dari kawasan sekitar Meksiko dan Costa Rica, Amerika Tengah. Buah
pepaya memiliki nilai gizi dengan kandungan fosfor, kalium, vitamin A dan C
yang tinggi, serta lemak yang rendah. Selain dikonsumsi sebagai buah segar,
pepaya juga dapat diolah menjadi saus, selai, manisan buah dan produk turunan
yang memanfaatkan khasiat dari enzim pemecah protein atau enzim proteolitik
yang disebut papain. Papain umumnya digunakan dalam industri makanan dan
minuman, farmasi, tekstil, kosmetik dan penyamak (Kalie, 1999).
Pertanaman pepaya yang ada saat ini
sebagian besar masih merupakan tanaman pekarangan atau sebagai tanaman campuran
dengan tanaman lain. Dari seluruh populasi tanaman pepaya, hanya sebagian kecil
yang diusahakan secara monokultur dan komersial. Verheij dan Coronel (1997)
menyatakan bahwa 60% buah pepaya dapat dimakan. Untuk setiap 100 g buah pepaya
terdiri atas 86,6 g air, 0,5 g protein, 0,3 g lemak, 12,1 g karbohidrat, 0,7 g
serat, 0,5 g abu, 204 mg kalium, 34 mg kalsium, 11 mg fosfor, 1 mg besi, 74 mg
vitamin A, 0,003 mg tiamin, 0,5 mg niasin, dan 0,004 riboflavin (Sudjijo,
2008).
Pepaya biasanya dibudidayakan
dengan biji, sehingga dipengaruhi oleh faktor perkecambahan, sedangkan
perkecambahan benih dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor lingkungan
atau faktor benih tersebut. Menurut Passera dan Spettoli tahun 1998, Aril benih
papaya yang mengandung protein kasar, serat kasar dan abu ternyata berpengaruh
negative terhadap perkecambahan. Maka sebelum ditanam benih papaya dicuci dan
dikering anginkan agar aril benih papaya hilang. Menurut Cherardi dan Valio
tahun 1976, selain pada benih papaya aril benih juga dapat menghambat
perkecambahan slada, lobak, tomat dan wortel (Suwarno, 1992).
Pengaruh
lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman dapat dibagi atas dua faktor yaitu faktor
lingkungan dan faktor genetik. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan yang terjadi pada perkecambah pepaya
antar lain :
1.
Genetik
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun
yang terdapat di dalam makhluk hidup. Gen berpengaruhi setiap struktur makhluk
hidup dan juga perkembangannya, Walaupun gen bukan satu-satunya faktor yang
mempengaruhinya. Setiap jenis (spesies) memiliki gen untuk sifat tertentu.
2.
Suplai Air
Dalam proses perkecambahan, air berfungsi sebagai pelunak kulit biji, melarutkan cadangan makanan, sarana
transportasi makanan terlarut dan
hormon ke titik tumbuh, serta bersama dengan hormon mengatur elongasi dan pengembangan sel. Perkecambahan biji akan berlangsung secara lambat bila media tumbuhnya
tanah dalam keadaan kering. Oleh karenanya sebelum penanaman biji di lapangan, keadaan tanah harus diupayakan agar dalam
kondisi kapasitas lapangan (field
capacity).
3. Keadaan tanah atau media
Tanah merupakan komponen hidup dari
lingkungan yang penting dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Tanahlah yang menentukan penampilan tanaman. Kondisi kesuburan madia
yang relative rendah akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman dan
akhirnya akan mempengaruhi hasil.
4. Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan
pertumbuhan maupun sifat dan struktur tanaman. Tumbuhan dapat tumbuh dengan
baik pada suhu optimum. Untuk tumbuhan daerah tropis suhu optimumnya berkisar
22-370 C. Suhu optimum berkisar antara 25- 300 C dan suhu maksimum 35-400 C.
Tetapi suhu kardinal (minimum, optimum, dan maksimum) ini sangat dipengaruhi
oleh jenis dan fase pertumbuhan tanaman.
5.
Sinar
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya
sinar matahari mendorong perkecambahan pada beberapa jenis biji tertentu, namun
sebaliknya untuk beberapa jenis biji malahan menghambat. Misalnya, perkecambahan biji selada, seledri dan primrose menjadi baik bila mendapat sinar matahari.
Sebaliknya, biji bawang bombai, bawang merah dan bawang daun perkecambah-annya malahan terhambat.
6. Hormon tumbuhan
Hormon (zat tumbuh) adalah suatu senyawa
organik yang dibuat pada suatu bagian tanaman dan kemudian diangkut ke bagian lain,
yang konsentrasinya rendah dan menyebabkan suatu dampak fisiologis.
Diferensiasi tanaman juga diatur oleh hormon (yaitu fithormon). Saat ini
dikenal hormon tumbuh, antara lain yaitu :
a)
Auksin
Merupakan zat tumbuh yang pertama
ditemukan. Pengaruh auksin terutama pada perpanjangan atau pembesaran sel.
Sifat dasar auksin yang mempengaruhi perpanjangan sel ini sering digunakan
sebagai pengukur kecepatan pertumbuhan tanaman. Auksin berfungsi untuk
merangsang perpanjangan sel, merangsang pembentukan bunga dan buah,
memperpanjang titik tumbuh.
b)
Giberelin
Giberelin berfungsi untuk menggiatkan
pembelahan sel, mempengaruhi pertumbuhan tunas, mempengaruhi pertumbuhan
Akar
c)
Kinin atau sitokinin
Zat ini mempercepat pembelahan sel,
membantu pertumbuhan tunas dan akar (Hanun, 2008).
Benih
papaya merupakan benih ortodok namun memiliki daya simpan relative lebih
singkat jika dibandingkan dengan benih ortodok pada umumnya. Menurunnya
perkecambahan benih papaya yang dikeringkan hingga kadar air 5% sebenarnya
bukan disebabkan oleh hilangnya viabilitas, melainkan karena terjadi induksi
dormansi. Terjadinya induksi dormansi dan pemecahan merupakan hal penting agar
benih dapat disimpan lebih lama dan aman pada kadar air rendah, untuk dapat
menekan terjadinya laju metabolism dan meningkatkan daya simpan benih (Sari,
2005).
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1. Tempat dan waktu
Praktikum Pembiakan Tanaman 1 tentang Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap Perkecambahan Benih Pepaya bertempat di Laboratorium
Produksi Tanaman Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember pada
tanggal 20 maret 2012 pukul 14.00 WIB.
3.2.
Bahan
dan alat
3.2.1. Bahan
a. Buah
pepaya yang telah masak (masak fisiologis)
b. Abu
dapur
c.
Kapas
d.
Kertas karbon hitam
e.
Substrat kertas merang
3.2.2. Alat
a.
Cawan petri
b.
Pinset
c.
Alat pengecambah
3.3. Cara Kerja
1.
|
2.
Benih pepaya dibuang arilnya dengan abu
dapur, kemudian dicuci bersih dan tiriskan.
3.
Benih pepaya dibuat perlakuan sebagai
berikut:
a)
|
b)
Benih kulitnya dikupas sebagian.
c)
Benih kulitnya dikupas seluruhnya.
Setelah itu benih dikering-anginkan
sampai kering atau dikeringkan dengan sinar matahari salama satu hari kemudian
dikecambahkan pada kondisi terang dan gelap.
4.
Untuk media perkecambahan dibuat
substart kertas merang yang dilapisi kapas dalam cawan petri sebanyak enam
kombinasi perlakuan dalam dua ulangan.
5. Benih
pepaya yang telah diperlakukan ditanam dalam substrat yang terlebih dahulu
dibasahi dengan air, masing-masing sebanyak 25 butir.
6. Perkecambahan
benih dilakukan dengan kondisi gelap dan terang. Untuk kondisi gelap cawan
petri ditutp kertas karbon hitam, sedangkan kondisi terang petridis tanpa
tutup, kemudian masing-masing perlakuan letakkan pada alat pengecambah.
7. Jagalah
kelembapan substrat perkecambahan dengan memberikan air secukupnya.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel hasil perkecambahan pepaya
Perlakuan
|
Ul
|
Perkecambahan
|
|||||
Kulit
benih pepaya
|
Kondisi
perkecambahan
|
Hari
ke-8
|
Hari
ke-14
|
||||
Normal
|
Mati
|
Normal
|
Abnormal
|
Mati
|
|||
Benih
tidak dikupas kulitnya
|
Terang
|
1
2
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
10
10
|
Gelap
|
1
2
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
10
10
|
|
Benih
dikupas kulitnya seluruhnya
|
Terang
|
1
2
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
10
10
|
Gelap
|
1
2
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
10
10
|
|
Benih
dikupas kulitnya seluruhnya
|
Terang
|
1
2
|
1
-
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
9
10
|
Gelap
|
1
2
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
10
10
|
4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum yang dilaksanakan perlakuan kondisi gelap, diberi kertas karbon
sedangkan pada perlakuan kondisi terang, cawan petri dibiarkan terbuka. Dari
praktikun yang dilaksanakan biji
pepaya yang di kupas kulitnya menunjukkan adanya proses perkecambahan yang
lebih baik optimal jika
dibandingkan dengan biji pepaya yang tidak di kupas, karena semakin tipis kulit biji maka air dan oksigen bisa masuk ke dalamnya sehinga kebutuhan
biji untuk menumbuhkan akar dapat terpenuhi secara optimal
Grafik kecepatan
berkecambah benih papaya pada kondisi terang dan gelap :
Grafik keberhasilan perkecambahan :
Dari
hasil praktikum prosentase benih yang dikupas memiliki keberhasilan lebih
tinggi karena proses terbentuknya akar lebih mudah. Dengan cara
membagi jumlah kecambah normal pada hari ke-7 dengan jumlah total biji yang
dikecambahkan dikali 100%. Jumlah kecambah normal pada hari ke-14 dengan jumlah
total biji yang dikecambahkan dikali 100%, kecepatan berkecambah pada benih
dengan kondisi terang adalah 3%, benih yang dalam kondisi gelap ialah 0%, daya
berkecambah untuk benih dalam kondisi terang adalah 3% dan benih yang
diletakkan dalam kondisi gelap ialah 0%.
Kulit
benih mempunyai pengaruh pada keberhasilan perkecambahan benih papaya karena
semakin tebal kulit benih maka cahaya dan air akan susah masuk karena kulit
benih dapat berfungsi sebagai filter cahaya dan air. Kulit benih juga dapat bersifat
kedap terhadap air dan udara yang dapat mengganggu proses perkecambahan. Selain
itu perkecambahan juga dipengaruhi oleh cahaya, perkecambahan memerlukan hormone auksin dan
hormone ini mudah mengalami kerusakan pada intensitas cahaya yang tinggi
sehingga dalam perkecambahan diperlukan intensitas yang sesuai agar tidak
merusak hormone perkecambahan. Sehingga pada beberapa jenih binih perlakuan
gelap lebih baik. Karena pada keadaan terang juga dapat mempengaruhi kelembapan
media.
Faktor yang
dapat menyebabkan biji papaya tidak berkecambah adalah factor eksternal dan
internal. Misalnya Aril, Perlakuan, serat kasar dan abu yang dapat berpengaruh
negatif terhadap perkecambahan biji. Faktor suhu dan cahaya juga dapat menjadi
salah satu factor penyebab kegagalan perkecambahan kerena setiap benih
membutuhkan kelembapan tertentu. Disamping itu factor perlakuan misalnya
panyiraman merupakan hal yang berpengaruh pada kelembapan media yang
berpengaruh peda perkecambahan.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari
percobaan praktikum perkecambahan benih papaya dapat disimpulkan bahwa benih
papaya memiliki perbadaan keberhasilan dari tiap perlakuan haltersebut
menunjukkan bahwa perbedaan suhu dan cahaya dapat menjadi penentu proses
keberhasilan dalam perkecambahan.
5.2 Saran
Sebaiknya untuk menjaga benih
perawatan media dilakukan agar media tetap lembaba dan dapat menunjang
tumbuhnya akar, sehingga prosentase kegagalan tidak terlalu tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S. 1995.
Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta, Universitas
Indonesia.
Hanum, Chairani.2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1.Jakarta
: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional.
Kalie, M. 2002. Bertanam Pepaya. Jakarta: Penebar
Swadaya. Jakarta. Edisi
Revisi.120.
Sari, Murti,
dkk.2005.Pengaruh Sarcotesta dan
Pengeringan Benih serta Perlakuan Pendahuluan Terhadap Viabilitas dan Dormansi
Benih Papaya. Bogor : IPB.
Sudjijo. 2008. Karakterisasi
Dan Evaluasi Aksesi Pepaya Introduksi.Solok: Balai Penelitian
Tanaman Buah Tropika.
Sunarjono, H.
2000. Prospek Berkebun Buah. Jakarta,
Penebar Swadaya.s
Suwarno.,
Faiza, c. 1992. pengaruh cahaya dan perlakuan benih terhadap perkecambahan
benih papaya .Bogor : IPB.
|
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
LABORATURIUM PRODUKSI TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA : REZKI HERU ADITYA
NIM : 111510501122
GOL/ KELOMPOK : SELASA / 6
ANGGOTA :
ACARA : FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
PERKECAMBAHAN BENIH PEPAYA
TANGGALPRAKTIKUM : 20 MARET 2012
TANGGALPENYERAHAN : 10 APRIL 2012
ASISTEN :1. DEDI EKO S
2. FRENGKI HERMAWAN P.
3. MEIDA WULANDARI
4. NOVITA FRIDA S.
5. HAIKAL WAHONO
6. IFTITAH FIKA
7. AHMAD NUR
8. AKHMAD TAUFIQUL
9. DYAH AYU S
10. FIKA AYU S
11. HERLIA PUTRI
12.RAAFLUQMAN SYAH
13.KIKI ULFANIAH
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Indonesia
merupakan negara subur dan berpotensi untuk memproduksi berbagai jenis tanaman
buah-buahan. Saat ini banyak masyarakat menggunakan suplement sebagai penyuplai
vitamin untuk memenuhi kebutuhan gizi tubuh, namun hal tersebut dapat beresiko
akan ketergantungan, oleh karena itu perlu adanya penyuplai gizi dan vitamin
alami yang dapat menggantikan supplement. Tanaman buah-buahan merupakan tanaman
yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan karena buah-buah banyak memiliki nilai
guna dan gizi bagi tubuh dan juga memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan. Buah-buahan
dapat memberikan manfaat ekonomi bagi petani maupun para pengusaha buah-buahan,
karena saat ini banyak diminati terutanama buah-buahan yang baik bagi kesehatan.
Buah-buahan yang baik bagi kesehatan adalah buah-buahan yang sehat dan bebas
dari bahan-bahan kimia, seperti pestisida dan bebas dari kontaminasi
lingkungan, missal abu vulkanik .Buah yang bebas dari pestisida biasanya
diproduksi dengan cara bududaya sistem hidroponik di dalan green house, karena
terjaga sterilitasnya. Selain aman untuk dikonsumsi buah-buahan bebes bahan
kimia tersebut juga memiliki nilai ekonomi tinggi karena lebih banyak diminati
baik di dalam dan luar negeri serta memiliki nilai jual lebih tinggi.
Pepaya
merupakan salah satu tanaman buah yang mudah ditemui dan banyak dibudidayakan
di Indonesia serta papaya juga memiliki nilai ekonomi dan mengandung gizi
tinggi. Buah pepaya memiliki nilai gizi dengan kandungan fosfor, kalium,
vitamin A dan C yang tinggi, serta lemak yang rendah. Untuk mendapatkan buah
papaya dyang berkualitas maka harus memperhatikan beberapa hal misalnya
pembibitan, Pembibitan merupakan upaya pembudidayaan baik secara vegetative
maupun generative. Namun pembibitan yang sering digunakan adalah secara
generative yaitu dengan benih.Ketersediaan benih dengan mutu dan jumlah yang
mencukupi menjadi prioritas dalam perluasan areal
tanaman pepaya untuk memenuhi permintaan
pasar yang cenderung meningkat.Untuk nenumbuhkan benih menjadi tanaman baru
dibutuhkan suatu perlakuan agar daya kecambah pada benih bisa berlangsung
optimal. Adanya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap daya kecambah benih
papaya merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk memperoleh hasil
buah pepaya yang memiliki kandungan gizi optimal serta memiliki daya jual
tinggi dan sesuai dengan kwalitas dan kwantitas yang dimiliki oleh buah papaya
tersebut.
|
a.
Mahasiswa mempelajari faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap perkecambahan benih.
b.
Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap perkecambahan benih pepaya.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman
pepaya (Carica papaya L.) termasuk dalam famili Caricaceae, diduga
berasal dari kawasan sekitar Meksiko dan Costa Rica, Amerika Tengah. Buah
pepaya memiliki nilai gizi dengan kandungan fosfor, kalium, vitamin A dan C
yang tinggi, serta lemak yang rendah. Selain dikonsumsi sebagai buah segar,
pepaya juga dapat diolah menjadi saus, selai, manisan buah dan produk turunan
yang memanfaatkan khasiat dari enzim pemecah protein atau enzim proteolitik
yang disebut papain. Papain umumnya digunakan dalam industri makanan dan
minuman, farmasi, tekstil, kosmetik dan penyamak (Kalie, 1999).
Pertanaman pepaya yang ada saat ini
sebagian besar masih merupakan tanaman pekarangan atau sebagai tanaman campuran
dengan tanaman lain. Dari seluruh populasi tanaman pepaya, hanya sebagian kecil
yang diusahakan secara monokultur dan komersial. Verheij dan Coronel (1997)
menyatakan bahwa 60% buah pepaya dapat dimakan. Untuk setiap 100 g buah pepaya
terdiri atas 86,6 g air, 0,5 g protein, 0,3 g lemak, 12,1 g karbohidrat, 0,7 g
serat, 0,5 g abu, 204 mg kalium, 34 mg kalsium, 11 mg fosfor, 1 mg besi, 74 mg
vitamin A, 0,003 mg tiamin, 0,5 mg niasin, dan 0,004 riboflavin (Sudjijo,
2008).
Pepaya biasanya dibudidayakan
dengan biji, sehingga dipengaruhi oleh faktor perkecambahan, sedangkan
perkecambahan benih dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor lingkungan
atau faktor benih tersebut. Menurut Passera dan Spettoli tahun 1998, Aril benih
papaya yang mengandung protein kasar, serat kasar dan abu ternyata berpengaruh
negative terhadap perkecambahan. Maka sebelum ditanam benih papaya dicuci dan
dikering anginkan agar aril benih papaya hilang. Menurut Cherardi dan Valio
tahun 1976, selain pada benih papaya aril benih juga dapat menghambat
perkecambahan slada, lobak, tomat dan wortel (Suwarno, 1992).
Pengaruh
lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman dapat dibagi atas dua faktor yaitu faktor
lingkungan dan faktor genetik. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan yang terjadi pada perkecambah pepaya
antar lain :
1.
Genetik
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun
yang terdapat di dalam makhluk hidup. Gen berpengaruhi setiap struktur makhluk
hidup dan juga perkembangannya, Walaupun gen bukan satu-satunya faktor yang
mempengaruhinya. Setiap jenis (spesies) memiliki gen untuk sifat tertentu.
2.
Suplai Air
Dalam proses perkecambahan, air berfungsi sebagai pelunak kulit biji, melarutkan cadangan makanan, sarana
transportasi makanan terlarut dan
hormon ke titik tumbuh, serta bersama dengan hormon mengatur elongasi dan pengembangan sel. Perkecambahan biji akan berlangsung secara lambat bila media tumbuhnya
tanah dalam keadaan kering. Oleh karenanya sebelum penanaman biji di lapangan, keadaan tanah harus diupayakan agar dalam
kondisi kapasitas lapangan (field
capacity).
3. Keadaan tanah atau media
Tanah merupakan komponen hidup dari
lingkungan yang penting dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Tanahlah yang menentukan penampilan tanaman. Kondisi kesuburan madia
yang relative rendah akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman dan
akhirnya akan mempengaruhi hasil.
4. Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan
pertumbuhan maupun sifat dan struktur tanaman. Tumbuhan dapat tumbuh dengan
baik pada suhu optimum. Untuk tumbuhan daerah tropis suhu optimumnya berkisar
22-370 C. Suhu optimum berkisar antara 25- 300 C dan suhu maksimum 35-400 C.
Tetapi suhu kardinal (minimum, optimum, dan maksimum) ini sangat dipengaruhi
oleh jenis dan fase pertumbuhan tanaman.
5.
Sinar
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya
sinar matahari mendorong perkecambahan pada beberapa jenis biji tertentu, namun
sebaliknya untuk beberapa jenis biji malahan menghambat. Misalnya, perkecambahan biji selada, seledri dan primrose menjadi baik bila mendapat sinar matahari.
Sebaliknya, biji bawang bombai, bawang merah dan bawang daun perkecambah-annya malahan terhambat.
6. Hormon tumbuhan
Hormon (zat tumbuh) adalah suatu senyawa
organik yang dibuat pada suatu bagian tanaman dan kemudian diangkut ke bagian lain,
yang konsentrasinya rendah dan menyebabkan suatu dampak fisiologis.
Diferensiasi tanaman juga diatur oleh hormon (yaitu fithormon). Saat ini
dikenal hormon tumbuh, antara lain yaitu :
a)
Auksin
Merupakan zat tumbuh yang pertama
ditemukan. Pengaruh auksin terutama pada perpanjangan atau pembesaran sel.
Sifat dasar auksin yang mempengaruhi perpanjangan sel ini sering digunakan
sebagai pengukur kecepatan pertumbuhan tanaman. Auksin berfungsi untuk
merangsang perpanjangan sel, merangsang pembentukan bunga dan buah,
memperpanjang titik tumbuh.
b)
Giberelin
Giberelin berfungsi untuk menggiatkan
pembelahan sel, mempengaruhi pertumbuhan tunas, mempengaruhi pertumbuhan
Akar
c)
Kinin atau sitokinin
Zat ini mempercepat pembelahan sel,
membantu pertumbuhan tunas dan akar (Hanun, 2008).
Benih
papaya merupakan benih ortodok namun memiliki daya simpan relative lebih
singkat jika dibandingkan dengan benih ortodok pada umumnya. Menurunnya
perkecambahan benih papaya yang dikeringkan hingga kadar air 5% sebenarnya
bukan disebabkan oleh hilangnya viabilitas, melainkan karena terjadi induksi
dormansi. Terjadinya induksi dormansi dan pemecahan merupakan hal penting agar
benih dapat disimpan lebih lama dan aman pada kadar air rendah, untuk dapat
menekan terjadinya laju metabolism dan meningkatkan daya simpan benih (Sari,
2005).
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1. Tempat dan waktu
Praktikum Pembiakan Tanaman 1 tentang Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap Perkecambahan Benih Pepaya bertempat di Laboratorium
Produksi Tanaman Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember pada
tanggal 20 maret 2012 pukul 14.00 WIB.
3.2.
Bahan
dan alat
3.2.1. Bahan
a. Buah
pepaya yang telah masak (masak fisiologis)
b. Abu
dapur
c.
Kapas
d.
Kertas karbon hitam
e.
Substrat kertas merang
3.2.2. Alat
a.
Cawan petri
b.
Pinset
c.
Alat pengecambah
3.3. Cara Kerja
1.
|
2.
Benih pepaya dibuang arilnya dengan abu
dapur, kemudian dicuci bersih dan tiriskan.
3.
Benih pepaya dibuat perlakuan sebagai
berikut:
a)
|
b)
Benih kulitnya dikupas sebagian.
c)
Benih kulitnya dikupas seluruhnya.
Setelah itu benih dikering-anginkan
sampai kering atau dikeringkan dengan sinar matahari salama satu hari kemudian
dikecambahkan pada kondisi terang dan gelap.
4.
Untuk media perkecambahan dibuat
substart kertas merang yang dilapisi kapas dalam cawan petri sebanyak enam
kombinasi perlakuan dalam dua ulangan.
5. Benih
pepaya yang telah diperlakukan ditanam dalam substrat yang terlebih dahulu
dibasahi dengan air, masing-masing sebanyak 25 butir.
6. Perkecambahan
benih dilakukan dengan kondisi gelap dan terang. Untuk kondisi gelap cawan
petri ditutp kertas karbon hitam, sedangkan kondisi terang petridis tanpa
tutup, kemudian masing-masing perlakuan letakkan pada alat pengecambah.
7. Jagalah
kelembapan substrat perkecambahan dengan memberikan air secukupnya.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel hasil perkecambahan pepaya
Perlakuan
|
Ul
|
Perkecambahan
|
|||||
Kulit
benih pepaya
|
Kondisi
perkecambahan
|
Hari
ke-8
|
Hari
ke-14
|
||||
Normal
|
Mati
|
Normal
|
Abnormal
|
Mati
|
|||
Benih
tidak dikupas kulitnya
|
Terang
|
1
2
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
10
10
|
Gelap
|
1
2
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
10
10
|
|
Benih
dikupas kulitnya seluruhnya
|
Terang
|
1
2
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
10
10
|
Gelap
|
1
2
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
10
10
|
|
Benih
dikupas kulitnya seluruhnya
|
Terang
|
1
2
|
1
-
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
9
10
|
Gelap
|
1
2
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
10
10
|
4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum yang dilaksanakan perlakuan kondisi gelap, diberi kertas karbon
sedangkan pada perlakuan kondisi terang, cawan petri dibiarkan terbuka. Dari
praktikun yang dilaksanakan biji
pepaya yang di kupas kulitnya menunjukkan adanya proses perkecambahan yang
lebih baik optimal jika
dibandingkan dengan biji pepaya yang tidak di kupas, karena semakin tipis kulit biji maka air dan oksigen bisa masuk ke dalamnya sehinga kebutuhan
biji untuk menumbuhkan akar dapat terpenuhi secara optimal
Grafik kecepatan
berkecambah benih papaya pada kondisi terang dan gelap :
Grafik keberhasilan perkecambahan :
Dari
hasil praktikum prosentase benih yang dikupas memiliki keberhasilan lebih
tinggi karena proses terbentuknya akar lebih mudah. Dengan cara
membagi jumlah kecambah normal pada hari ke-7 dengan jumlah total biji yang
dikecambahkan dikali 100%. Jumlah kecambah normal pada hari ke-14 dengan jumlah
total biji yang dikecambahkan dikali 100%, kecepatan berkecambah pada benih
dengan kondisi terang adalah 3%, benih yang dalam kondisi gelap ialah 0%, daya
berkecambah untuk benih dalam kondisi terang adalah 3% dan benih yang
diletakkan dalam kondisi gelap ialah 0%.
Kulit
benih mempunyai pengaruh pada keberhasilan perkecambahan benih papaya karena
semakin tebal kulit benih maka cahaya dan air akan susah masuk karena kulit
benih dapat berfungsi sebagai filter cahaya dan air. Kulit benih juga dapat bersifat
kedap terhadap air dan udara yang dapat mengganggu proses perkecambahan. Selain
itu perkecambahan juga dipengaruhi oleh cahaya, perkecambahan memerlukan hormone auksin dan
hormone ini mudah mengalami kerusakan pada intensitas cahaya yang tinggi
sehingga dalam perkecambahan diperlukan intensitas yang sesuai agar tidak
merusak hormone perkecambahan. Sehingga pada beberapa jenih binih perlakuan
gelap lebih baik. Karena pada keadaan terang juga dapat mempengaruhi kelembapan
media.
Faktor yang
dapat menyebabkan biji papaya tidak berkecambah adalah factor eksternal dan
internal. Misalnya Aril, Perlakuan, serat kasar dan abu yang dapat berpengaruh
negatif terhadap perkecambahan biji. Faktor suhu dan cahaya juga dapat menjadi
salah satu factor penyebab kegagalan perkecambahan kerena setiap benih
membutuhkan kelembapan tertentu. Disamping itu factor perlakuan misalnya
panyiraman merupakan hal yang berpengaruh pada kelembapan media yang
berpengaruh peda perkecambahan.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari
percobaan praktikum perkecambahan benih papaya dapat disimpulkan bahwa benih
papaya memiliki perbadaan keberhasilan dari tiap perlakuan haltersebut
menunjukkan bahwa perbedaan suhu dan cahaya dapat menjadi penentu proses
keberhasilan dalam perkecambahan.
5.2 Saran
Sebaiknya untuk menjaga benih
perawatan media dilakukan agar media tetap lembaba dan dapat menunjang
tumbuhnya akar, sehingga prosentase kegagalan tidak terlalu tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S. 1995.
Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta, Universitas
Indonesia.
Hanum, Chairani.2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1.Jakarta
: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional.
Kalie, M. 2002. Bertanam Pepaya. Jakarta: Penebar
Swadaya. Jakarta. Edisi
Revisi.120.
Sari, Murti,
dkk.2005.Pengaruh Sarcotesta dan
Pengeringan Benih serta Perlakuan Pendahuluan Terhadap Viabilitas dan Dormansi
Benih Papaya. Bogor : IPB.
Sudjijo. 2008. Karakterisasi
Dan Evaluasi Aksesi Pepaya Introduksi.Solok: Balai Penelitian
Tanaman Buah Tropika.
Sunarjono, H.
2000. Prospek Berkebun Buah. Jakarta,
Penebar Swadaya.s
Suwarno.,
Faiza, c. 1992. pengaruh cahaya dan perlakuan benih terhadap perkecambahan
benih papaya .Bogor : IPB.
|
No comments:
Post a Comment