UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
LABORATURIUM PEMBIAKAN TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA : REZKI HERU ADITYA
NIM : 111510501122
GOL/ KELOMPOK : SELASA / 6
ANGGOTA :
ACARA :
STRUKTUR PERTUMBUHAN BIBIT DAN UJI KEDALAMAN TANAM
TANGGALPRAKTIKUM : 13 MARET 2012
TANGGALPENYERAHAN : 27 MARET 2012
ASISTEN :1. DEDI EKO S
2. FRENGKI HERMAWAN P.
3. MEIDA WULANDARI
4. NOVITA FRIDA S.
5. HAIKAL WAHONO
6. IFTITAH FIKA
7. AKHMAD
NUR
8. AHMAD TAUFIQUL
9. DYAH AYU S
10. FIKA AYU S
11. HERLIA PUTRI
12.RAAFLUQMAN SYAH
13.KIKI ULFANIAH
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam upaya untuk tetap hidup maka tanaman
melakukan beberapa aktivitas seperti bernapas, berfotosintesis, respirasi, dan
berkembang biak.Pada masa awal perkembangbiakan tanaman akan ditandai dengan
munculnya akar nuda atau perkecambahan.Perkecambahan adalah tumbuhnya akar muda
yang nantinya akan menjadi akar yang berfungsi sebagai penyuplai air dan unsur
hara dari dalam tanah atau media.Dan tentunya di dalamnya terdapat struktur
yang cukup rumit. Perkembangbiakan pada setiap tanaman tidaklah sama. Ada
beberapa spesies tanaman yang berkembangbiak dengan cara generatif dan ada juga yang berkembangbiak dengan cara
vegetatif. Perkembangbiakan baik secara vegetatif.
Perkembangbiakan vegetatif maupun
generatif memiliki strutur pertumbuhan yang berdeda sehingga untuk setiap jenis
tanaman baik hasil perkembangbiakan vegetatif maupun generative memiliki
susunan akar dan kekuatan menembus tanah yang berbeda.Misalnya saja
perkembangbiakan secara generative dengan biji yang memiliki akat tunggang
sehingga penyerapan air dan unsur hara dari tanah lebih optimal serta lebih
kokoh.Biji quiescent adalah biji yang
segera dapat berkecambah pada keadaan lingkungan yang sesuai seperti adanya air,
oksigen, temperature, cahaya.Kecepatan perkembangbiakan biji tergantung dari
sifat genetic biji tersebut misalnya daya kecambah dan varietas benih atau
biji, dan biasanya sebuah benih juga memiliki masa dormansi tertentu. Saat
direndam biasanya embrio akan segera bangun dan akan mulai tumbuh menjadi kecambah,
yaitu merupakan rangkaian dari perubahan-perubahan morfologis, fisiologis dan
biokimia yang terdiri dari beberapa tahap.Setiap taha dari proses ini memiliki
kebutuhan berbeda missal tahap aktivitas, pada tahap ini adanya air sangat
diperlukan. Lalu benih akan menjadi emergence
of seeding atau ketika benih melengkapi sistem perakarannya.selanjutnya
akan diikuti oleh pertumbuhan bibit menjadi tanaman dewasa.Benih yang berkecambah pada media tanah
akan segera melengkapi bagian-bagiannya yaitu sistem perakaran di dalam tanah
dan sistem pertunasan di atas tanah disebut.
1.2 Tujuan
1. Untuk
mengetahui struktur kecambah dua macam jenis benih dan mengetahui keragaan
perkecambahannya.
2. Untuk
melatih mahasiswa agar dapat melakukan uji kekuatan tumbuh (vigor) bibit, dan
memahami relevansi uji kedalaman tanam.
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
|
Pembibitan diartikan sebagai usaha
mempersiapkan bahan tanaman berupa bibit yaitu tanaman muda melalui penanaman
biji (benih) maupun bagian vegetatif tanaman. Teknik pembibitan untuk menghasilkan
bibit berkualitas merupakan hal penting bagi pengembangan tanaman tahunan
termasuk tanaman jarak pagar. Rodrigues-Perez (2005) menyatakan bahwa
perkecambahan dan ketahanan bibit merupakan kemampuan suatu tanaman untuk terus
dapat hidup dan merupakan tahapan penting yang kritis dalam siklus hidup
tanaman pada ekosistim kering. Proses imbibisi yang merupakan proses penyerapan
air oleh biji merupakan awal proses dimulainya perkecambahan (Taiz dan Zeiger, 2002)
dan efektivitasnya di lapang pertanaman ditentukan oleh posisi mikropil maupun
permeabilitas kulit biji (Hartmann et al., 1997). Pada pembibitan
tanaman nagasari (Mesua ferrea L) dilaporkan Budianto dan Santoso (1999)
dan Naning et al, (2002) bahwa pengaturan posisi benih sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan awal bibit dan menentukan kualitas
sistim perakaran. Demikian pula dengan kedalaman tanam benih berpengaruh
terhadap perkecambahan dan jumlah semai yang berhasil tumbuh pada Sweetclover
(Haskin dan Gorz, 1985), gandum (Schillinger et al., 1998), dan
pinus (Dunlap dan Barnett, 1985). Berdasarkan beberapa hasil penelitian adanya
pengaruh posisi benih dan kedalaman tanam saat pembibitan pada beberapa tanaman
tersebut di atas, maka pengaturan posisi benih dan kedalaman benih saat tanam
sangat penting untuk dipelajari pada pembibitan tanaman jarak pagar agar proses
perkecambahan yang merupakan awal dari pertumbuhan dan perkembangan bibit dapat
berlangsung dengan baik (Santoso,
2008).
Kerapatan tanam merupakan faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, karena penyerapan energi matahari oleh
permukaan daun yang sangat menentukan pertumbuhan tanaman juga sangat
dipengaruhi oleh kerapatan tanam ini juga, jika kondisi tanaman terlalu rapat
maka dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman karena dapat perkembangan
vegetatif dan hasil panen akibat menurunnya laju fotosintesis dan perkembangan
daun.Selain itu Mengolah tanah yang didefinisikan sebagai perlakuan terhadap
tanah pertanian dengan menggunakan suatu alat pertanian sedemikian rupa
sdhingga dapat diperoleh persiapan tanah sebaik-baiknya untuk keperluan
budidaya. Pengolahan tanah juga sangat membantu dalam perbaikkan struktur tanah
dan porositasnya serta membantu perkembangan perakaran dan perkecambahan di
dalam tanah. Keuntumgam lain dalam pengolahan tanah adalah juga dapat menjaga
keseimbangan antara air, udara, dan suhu di dalam tanah. Pengolahan tanah perlu
dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang cukup baik, sebagai awal kegiatan
budidaya (Mursito dan Kawiji, 2001).
Fase pertumbuhan vegetatif
mencakup pertumbuhan akar, batang dan daun. Dalam fase ini tanaman memerlukan banyak cadangan makanan yang akan
dirombak menjadi energi untuk pertumbuhan. Mula-mula karbohidrat tersebut
berasal dari
keping biji, bila pertumbuhan diawali sejak perkecambahan. Karbohidrat selanjutnya baru
bentukan dan proses fotosintesis setelah tanaman berdaun. Jadi, karbohidrat
selain dibentuk juga dirombak untuk pertumbuhan. Pada
fase pertumbuhan vegetatif ini ada tiga aspek penting yang perlu diketahui, yaitu pembelahan, sel pembesaran sel, dan diferensiasi (penggandaan)
sel. Pada saat pembelahan sel diperlukan banyak
karbohidrat, saat pembesaran sel dibutuhkan hormon dan air yang cukup, selanjutnya ketika diferensiasi sel juga
diperlukan karbohidrat dalam jumlah
banayak. Apabila tumbuhan ditanam dengan menggunakan bijinya, maka pertumbuhan vegetatif
diawali dari proses perkecambahan. (Ashari, 1995)
Dormansi benih dapat disebabkan antara lain
adanya impermeabilitas kulit benih terhadap air dan gas (oksigen),embrio yang belum tumbuh
secara sempurna, hambatan mekanis kulit benih terhadap
pertumbuhan embrio, belum terbentuknya zat pengatur tumbuh atau karena
ketidakseimbangan antara zat penghambat dengan zat pengatur tumbuh di dalam embrio (Villlers,1972).
Berbagai hasil penelitian memberikan indikasi kuat bahwa dormansi benih aren
dapat dipatahkan bila diberi
perlakuan fisik dan kimia (Saleh, 2002b, dan Saleh, 2003a). Hal yang sama juga dapat dilihat
pada benih yang diberi perlakuan
skarifikasi dengan kertas amplas yang daya berkecambahnya 46,95%, sedangkan kontrol hanya 31,60%. Perlakuan ini
memungkinkan air masuk kedalam benih untuk memulai berlangsungnya
proses perkecambahan benih. Sutopo (2002)
menjelaskan bahwa
tahap pertama suatu perkecambahan benih dimulai dengan proses penyerapan air,
melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma (Saleh, 2004).
BAB
3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat
dan waktu
Acara praktikum Struktur Pertumbuhan Bibit dan Uji Kedalaman Tanam
bertempat di Laboratorium Produksi Pertanian Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Dilaksanakan pada
tanggal 13
maret 2012 pukul 14.00 WIB.
3.2 Bahan dan alat
3.2.1
Bahan
1. Benih
monokotil (padi atau jagung)
2. Benih
dikotil (kakao atau kacang tanah)
3. Substrat
tanah dan pasir
4. Media tanam (Pasir + tanah)
3.2.2 Alat
1. Bak pengecambah
2. Cutter
3. Timba
4. Penggaris
5. Hand
sprayer penyemprot air
3.3
|
1.
|
2.
Masukkan campuran media tanam ke dalam
bak pengcambah hingga ½ - 2/3 tinggi bak (untuk kedalaman 2,5 – 7,5), siram
sampai kelembapan secukupnya.
3.
Menanam
20-25 butir benih monokotil (jagung atau padi) sebanyak 20-25 benih dan dikotil
(kedelai atau kacang tanah) dengan kedalaman 2,5 ; 5,0 ; dan 7,5 cm dalam tiga
ulangan.
4.
Menutup
benih
yang telah ditanam dengan campuran tanah lembap yang sama setinggi kedalaman
tanam.
5.
Setiap bak pengecambah ditanam satu
macam jenis benih dengan kedalaman tertentu (sesuai perlakuan) sebanyak tiga
lajur (tiga ulangan). Jangan lupa untuk selalu menjaga kelembapan sebtrat
setiap saat.
|
4.1 Hasil
Jenis benih
|
Kedalaman tanah
|
Ulangan
|
Perkecambahan % hari ke
|
Tinggi kecambah
|
||
Ke 6
|
||||||
Nornal
|
Abnormal
|
Mati
|
||||
jagung
|
2,5
|
1
|
10
|
-
|
-
|
6,9 cm
|
2
|
10
|
-
|
-
|
5,77 cm
|
||
3
|
10
|
-
|
-
|
6,33 cm
|
||
5
|
1
|
9
|
-
|
1
|
6,35 cm
|
|
2
|
10
|
-
|
-
|
6,23 cm
|
||
3
|
10
|
-
|
-
|
6,68 cm
|
||
7,5
|
1
|
10
|
-
|
-
|
20,9 cm
|
|
2
|
7
|
-
|
3
|
22,4 cm
|
||
3
|
2
|
2
|
-
|
15,7 cm
|
||
Kacang tanah
|
2,5
|
1
|
2
|
2
|
6
|
8,125 cm
|
2
|
1
|
5
|
4
|
8,75 cm
|
||
3
|
1
|
3
|
6
|
9,65 cm
|
||
5
|
1
|
3
|
3
|
4
|
7 cm
|
|
2
|
3
|
3
|
4
|
7,25 cm
|
||
3
|
5
|
3
|
2
|
8,35 cm
|
||
7,5
|
1
|
5
|
3
|
2
|
8,94 cm
|
|
2
|
6
|
2
|
2
|
9,25 cm
|
||
3
|
3
|
3
|
4
|
8,33 cm
|
4.2 Pembahasan
Berdasarkan
praktikum uji kedalaman tanah pada jagung dan kacang tanah dengan menggunakan
media tanam pasir dan tanah diperoleh data sebagai berikut yang menunjukkan
perbedaan vigor pada setip kedalaman media yang berbeda. Grafik
hasil praktikum uji kedalaman tanah :
Grafik jagung Grafik kacang tanah
Dari
data diatas dilakukan perhitungan kekuatan tumbuh dungan rumus perhitungan : x 100 % dn diperoleh hasil sebagai berikut :
Kekuatan
tumbuh jagung pada kedalaman 2,5 cm mencapai 100 % , pada kedalaman 5 cm 97 %
dan 85,3 % pada kedalaman 7,5 cm hal tersebut menunnjukkan kekuatan tumbuh
benih jagung akan berkurang jika ditanam lebih dalam. Sedangkan pada kacang
tanah diperoleh hasil 13,3 % pada kedalaman 2,5 cm, 36,7 % pada kedalaman 5 cm
dan 46,7 % pad kedalaman 7,5 cm. Hal tersebut menunjukkan semakin dangkal maka
kekuatan tumbuh kacang tanah akan semakin berkurang.
Dari
hasil praktikum uji kedalaman tanam diketahui bahwa pada penanaman benih jagung
maupun benih kacang tanah menunjukan bahwa kedalaman 2,5 cm pada tanaman jagung
lebih baik dari pada kedalaman 5 cm dan 7,5 cm. Dari data hasil kedalaman 2,5
memiliki tingkat keberhasilan 100% yang
menunjukkan peningkatan dari jarak tanan yang lebih dalam. Sedangkan pada
tanaman kacang tanah kedalaman ideal adalah 7,5 cm, hal tersebut ditunjukkan
oleh hasil praktikum yang menunjukkan bahwa pada kedalaman 7,5 cm prosentase
keberhasilan lebih tinggi di bandingkan 2,5 cm dan 5 cm dan data menunjukkan
semakin dangkal penanaman semakin kecil prosentase keberhasilan.Hal ini
menunjukan bahwa suatu kedalaman tanam sangat mempengaruhi pertumbuhan benih,
pengaruh tersebut berkaitan dengan vigor benih. Benih jagung memiliki kedalaman
lebih rendah jika dibandingkan dengan benih kacang tanah hal tersebut
menunjukkan biji kacang tanah memiliki vigor dan kedalaman taanm lebih tinggi
dibandingkan dengan benih jagung
Faktor
eksternal atau lingkungan ideal yang sangat berpengaruh terhadap
perkenbangan binih antar lain cahaya, oksigen, suhu dan tekanan partikel tanah
atau keadaan media. Setiap factor lingkungan tersebut memiliki pengaruh dan
fungsi tersendiri dalam perkembangan binih antara lain yaitu
a) Oksigen
Terbatasnya
oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses perkecambahan benih Menurut
Kamil (1979) umumnya benih akan berkecambah dalam udara yang mengandung 29
persen oksigen dan 0.03 persen CO2. Faktor
ini secara langsung mempengaruhi tingkat produktivitas tumbuhan dan ekosistem.
Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai
dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi
panas. Kekurangan cahaya pada tumbuhan
berakibat pada terganggunya proses metabolisme yang berimplikasi pada
tereduksinya laju fotosintesis dan turunnya sintesis karbohidrat.
b)
Suhu
Suhu berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif, induksi bunga,
pertumbuhan dan differensiasi perbungaan (inflorescence), mekar bunga,
munculnya serbuk sari, pembentukan benih dan pemasakan benih .
suhu ideal berlangsungnya perkecambahan benih dimana presentase perkembangan
tertinggi dapat dicapai yaitu pada kisaran suhu antara 26.5 sd 35°C. Suhu juga
mempengaruhi kecepatan proses permulaan perkecambahan dan ditentukan oleh
berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi benih, cahaya dan zat tumbuh
gibberallin.
c)
Media atau tekanan partikel tanah
Tanah atau media yang dapat
meningkatkan produksi benih adalah madia yang subur. . Medium
yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur,
mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit
terutama cendawan (Sutopo, 2002).
Sehingga media tersebut bukanlah media yang asam maupun basa, memiliki drainase
baik agar terhindar dari rendaman air tetapi cukup menyimpan air agar tidak
kekeringan.
d)
Cahaya
Kebutuhan benih akan
cahaya untuk perkecambahannya berfariasi tergantung pada jenis tanaman. Adapun
besar pengaruh cahanya terhadap perkecambahan tergantung pada intensitas
cahaya, kualitas cahaya. Pengaruh cahaya terhadap perkecambahan benih dapat
dibagi atas 4 golongan yaitu golongan yang memerlukan cahaya mutlak, golongan
yang memerlukan cahaya untuk mempercepat perkecambahan, golongan dimana cahaya
dapat menghambat perkecambahan, serta golongan dimana benih dapat berkecambah
baik pada tempat gelap maupun ada cahaya.
Kedalaman tanam merupakan hal
penting karena tanah memiliki kandungan unsur yang dibutuhkan tanaman pada
kedalaman tertentu dan setiap tanaman memiliki keseesuaian tertentu terhadap
kedalaman tanam terkait vigor tanaman. Bibit normal dari benih yang vigor
memiliki kekuatan tumbuh pada tanah padat dengan asumsi benih yang mampu tumbuh
normal pada kedalaman tanam paling dalam, sedangkan kecambah dari benih yang
kurang vigor tidak memiliki kemampuan tersebut. Vigor dihubungkan dengan bobot
benih .Dalam hal ini dihubungkan dengan kekuatan kecambah, kemampuan benih
menghasilkan perakaran dan pucuk yang kuat pada kondisi yang tidak
menguntungkan serta bebas dari serangan mikroorganisme.Bibit tipe epigeal
biasanya memerlukan penanaman yang lebih dangkal daripada bibit tipe hipogeal.
Air dan oksigen berada di dalam pori-pori tanah pada bagian atas tanah hampir
jenuh, oleh karena itu penanaman dangkal. Sedang pada musim kering bibit lebih
baik di tanam sedikit lebih dalam. Sewaktu benih di tanam bila benih menurun
maka kecepatan berkecambah menjadi lemah dan berat kering atau bobot benih saat
dikecambahkan menjadi rendah yang nantinya akan menghasilkan panen yang rendah.
Kalau kita tanam biji jagung dengan kedalaman yang berbeda,mesocotyl dan akar
adventif ini dibentuk pada jarak yang hampir sama (2,5-3,5 cm) dari permukaan
tanah.Kalau biji jagung di tanam terlalu dalam (15-17 cm) dari permukaan tanah,
maka coleoptyle ini kemudian menjadi kering didalam tanah tanpa membentuk akar
adventif, akibatnya bibit tadi akan mati
Berdasarkan data hasil praktikum
jenis kedalaman tanam pada jagung dan kacang tanah memiliki banyak perbedaan.
Berdasarkan data tanamann jagung akan lebih efisien jika penanaman dilakukan
dilahan dengan kedalaman 2,5 cm karena dari 3 ulangan menunjukkan tingkat
keberhasilan tinggi. Penanaman jangung pada lahan dengan kedalaman 2,5 lebih
efektif karena lapisan tanah yang
terkena bajak biasanya hanya berkisar 4 cm dan lapisan permukaan lebik kaya
bahan orgaik serta ager tanaman lebih cepat menyerap air serta tanaman jagung
memiliki kedalaman tanam yang rendah dikarenakan vigurnya rendah. Sedangkan
pada kacang tanah kedalaman tanam yang cocok berkisar antara 7,5 cm karena
berdasarkan data,kedalaman tersebut lebih efektif dan tanaman jagung lebih
efisien ditanam dengan kedalaman tanam lebih dalam karena memiliki vigor lebih
besar.
BAB
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat
diambil dari praktikum struktur pertumbuhan bibit dan uji kedalaman tanah yang
sudah dilakukan, antara lain:
1. Faktor
luar merupakan salah satu factor penting dalam
perkembangan bibit karena mempengaruhi pertumbuhan vigor benih.
2. Kedalaman
tanam pada jagung yang baik adalah 2,5 cm, sedangkan kacang tanah adalah 7,5
cm.
3. Suatu
kedalaman tanam sangat mempengaruhi pertumbuhan benih, pengaruh tersebut
berkaitan dengan vigor benih
4. Pada
biji hypogeal kotiledon tetap di tanah namun pada epigeal berada dipermukaan
tanah dan memiliki perkembangan benih berbeda.
5.2
Saran
Berikut beberapa saran yang mungkin bisa membantu kelancaran dari praktikum
antara lain:
1. Diperlukan
ketelitian dalam menasukkan benih kelubang tanam agar posisi tepat.
2. Mempelajari
terlebih dahulu prosedur dan cara kerja agar praktikum lebih cepat dan efisien.
DAFTAR
PUSTAKA
Ashari, S. 1995.
Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta.Universitas
Indonesia.
Pratiwi,dkk.2004.Budidaya Tanaman Hortikultura.Yogyakarta:
UGM.
Mursito, Djoko.Kawiji.2001. Pengaruh
Kerapatan Tanam Dan Kedalaman Olah Tanah Terhadap Hasil Umbi Lobak (Raphanus sativus L.).solo : UNS.
Santoso,
Bambang,B.,dkk.2008. Pertumbuhan
Bibit Tanaman Jarak Pagar (Jatropha
curcas L.) pada Berbagai Kedalaman dan Posisi Tanam Benih.Bogor :IPB.
Saleh,
Salim, M.2004. Pematahan Dormansi Benih Aren
Secara Fisik Pada Berbagai Lama Ekstraksi Buah.Jurnal Agrosains Untad.
No comments:
Post a Comment