ALAT- ALAT GELAS
1.1
Latar Belakang
Di zaman yang modern perkembangan
dibidang penelitian sangat pesat, hal tersebut tentunya didukung oleh alat-alat
serta teknologi yang telah tercipta khususnya peralatan dalam bidang pertanian
(alat gelas, alat optic, dan alat berat pertanian). Salah satu peralatan
pertanian termasuk peralatan laboratorium, pengenalan alat-alat laboratorium
dilakukan untuk kepentingan keselamatan kerja saat melakukan penelitian.
Alat-alat laboratorium (khususnya alat gelas) biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan
prosedur. Dengan adanya pengenalan terhadap peralatan laboratorium ini dapat
mengurangi kesalahan prosedur pemakaian. Selain itu dapat juga sebagai dasar
bagi kita apabila kita nantinya melakukan penelitian sehingga hasil / data yang
kita dapatkan benar dan tidak ada kesalahan.
Peralatan laboratorium merupakan peralatan yang biasanya digunakan
dalam keadaan steril. Steril adalah suatu keadaan yang bersih dan bebas dari
mikrobia yang dapat mengakibatkan gagalnya dari suatu eksperimen. Untuk
mengkondisikan suatu alat laboratorium dalam keadaan steril, biasanya dilakukan
sterilisasi. Sterilisasi
adalah suatu usaha untuk membebaskan bahan-bahan dari mikrobia yang tidak
diinginkan. Tujuan pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium
(alat gelas) adalah agar dapat mengetahui cara-cara penggunaan alat tersebut
dengan baik dan benar, Sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat
diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini penting supaya saat melakukan
penelitian, data yang diperoleh akan benar pula. Data-data yang tepat akan meningkatkan
kualitas penelitian seseorang.
Pengenalan
alat-alat laboratorium (alat gelas) yaitu bertujuan untuk mengenalkan macam dan
jenis dari peralatan yang terdapat dalam laboratorium, penggunaannya serta cara
sterilisasinya. Pengenalan peralatan praktikum yang berbahan dari gelas
tersebut sangat harus hari- hati dalam menggunakannya dan dalam menggunakan
alat gelas harus dalam keadaan steril. Beberapa alat dalam laboratorium yang
sering digunakan dalam suatu penelitian memiliki tingkat kekuatan yang berbeda
antara lain ialah : ada alat yang mudah pecah dalam pemanasan dan ada pula yang
tidak mudah pecah dalam pemanasan, ada alat yang memiliki skala pengukuran yang
besar dan ada yang memiliki skla pengukuran yang kecil, hal-hal tersebut
sangatlah perlu diketahui karena berpengaruh sangat besar dalam perolehan hasil
ahir suatu penelitian. Beberapa kejadian yang fatal yang sering kali terjadi
dan mengakibatkan suatu penelitian kurang optimal atau bahkan gagal antara lain
yaitu seorang peneliti kurang memahami karakteristik dan fungsi yang tepat
tentang alat yang digunakan dalam langkah kerja suatu penelitian yang
dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa macam- macam alat gelas
2. Bagaimana cara penggunaan dan fungsi alat gelas
3. Bagaimana bentuk, ukuran dan cara sterilisasinya
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui macam-
macam alat gelas
2. Untuk mengetahui cara
penggunaan dan fungsi alat gelas
3. Untuk mengetahui bentuk,
ukuran dan cara sterilisasinya
BAB 2. LANDASAN TEORI
Alat – alat gelas merupakan salah
satu dari beberapa peralatan laboratorium yang paling sering ditemui. Hampir
semua alat – alat dasar laboratorium dari segala disiplin ilmu menggunakan
bahan gelas. Kaca yang dijadikan bahan untuk peralatan gelas adalah kaca
borosilikat yang dahulu lebih dikenal dengan nama pyrex. Keunggulan kaca ini
adalah tahan tegangan termal. Walaupun saat ini sudah ada yang menggunakan
bahan plastik, namun penggunaan alat – alat gelas yang terbuat dari kaca masih
lebih unggul karena kaca mempunyai sifat inert, transparan, dan yang paling
utama adalah tahan panas (Balbach, DKK, 1996).
Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan
untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium
biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai
dengan prosedur. Sebab pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium
adalah agar dapat diketahui cara-cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan
benar, Sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir sedikit
mungkin. Hal ini penting supaya saat melakukan penelitian, data yang diperoleh
akan benar pula. Data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian
seseorang (Plummer, 1987).
Alat – alat yang digunakan di
dalam laboratorium ada bermacam – macam dan dibedakan berdasarkan jenisnya.
Salah satu dari sekian jenis peralatan yang ada dalam laboratorium adalah alat
– alat gelas. Peralatan gelas di laboratorium umumnya merujuk pada berbagai peralatan
yang terbuat dari kaca (Purba, 2003).
BAB 3. PEMBAHASAN
Dasar Dasar Instrumentasi Peralatan
Pertanian mempelajari pengenalan alat-alat berbahan gelas dan alat- alat optic
bertujuan untuk mengenal dan mengetahui fungsi alat-alat laboratorium berbahan
gelas dan alat optik. Sehingga dengan mengenal dan mengetahui fungsi dari
alat-alat tersebut, pengguna akan lebih berhati-hati dalam menggunakan.
Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja
saat melakukan penelitian.
Alat-alat laboratorium biasanya
dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan
prosedur. Sebab pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah
agar dapat diketahui cara-cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar,
sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir sedikit mungkin.
Alat-
alat gelas (kaca) diantaranya memiliki sifat benin, tahan terhadap zat korosif,
tahan panas dank eras tetapi rapuh , logam, plastik, porselen.
1. Desikator
Katup
Tutup desikator
Tempat bahan
Bahan pengering
Desikator
biasa Desikator vakum
Desikator
ini biasanya terdapat di dalam laboratorium yang berfungsi sebagai
tempat menyimpan bahan-bahan yang harus bebas air dan mengeringkan padatan dan
zat-zat dalam laboratorium. Bentuk desikator berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi
bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena
dilapisi vaseline, bahan pengering yang biasa
digunakan adalah silika gel. Cara
menggunakannya yaitu dengan membuka tutup desikator dengan menggesernya ke
samping, letakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang sama dengan diolesi vaselin untuk
merapatkan tutupnya.
Desikator
dikenal dua macam yaitu desikator biasa dan desikator vakum, dimana
keduanya dibuat dengan bahan dasar kaca dan dengan ukuran yang berbeda. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa
dibuka tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa,
sedangkan desikator biasa tidak terdapat katub.
2. Exicator
Tutup
Tempat bahan
saringan
Kapur
Eksikator merupakan alat yang berfungsi
untuk pengering bahan untuk menyimpan bahan yang menyerap air, untuk menurunkan kadar air, mendinginkan
bahan atau wadah sebelum dilakukan penimbangan, dan menyimpan bahan agar tetap
dalam kondisi kering dan untuk
mendinginkan krus yang habis dipijarkan atau krus penyaring setelah dikeringkan
sampai suhu kering sama dengan suhu kamar. Bentuk alat eksikator berbentuk bulat dengan tutup dan saringan
serta kapur didalamnya yang terbuat dari kaca, eksikator memiliki 4 komponen
yaitu kapur, saringan, tempat dan tutup. Ukurannya terdiri
dari ukuran besar, sedang, dan kecil.
Sebagai
bahan pengering biasanya CaO, CaCl2, anhydrous atau asam sulfat pekat, silica
gel, fosfor, pentaoksida, dll. Cara penggunaan tutup eksikator pada
bibirnya dilapisi dengan vaselin supaya penutupan berlangsung secara rapat
sampai kedap udara, waktu membuka penutup harus hati-hati yakni dengan
menggeser ke samping dan tidak diangkat, saat sebelum eksikator ditutup harus
diberi kesempatan 5-10 detik agar udara di dalam eksikator mengembang serta
menjadi panas..
3. Bunsen
Tutup bunsen
Sumbu api
Tempat spirtus
Pembakar
Bunsen (Bunsen Burner) merupakan salah satu alat yang berfungsi untuk
menciptakan kondisi yang steril melalui proses fisika (pembakaran), untuk
sterilisasi alat – alat seperti jarum ose atau petridish, untuk menurunkan
kadar air, menguapkan air pada preparat, dan untuk menampung bahan bakar
seperti spirtus pada proses pembakaran. Berbentuk wadah untuk menampung
bahan bakar seperti spirtus pada proses pembakaran. Bunsen yang dibakar akan
menghasilkan 4 zona warna yakni dari bawah hitam, merah, kuning, dan biru.
Bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang
berwarna biru (paling panas) karena pada bagian ini sudah terjadi pembakaran
yang sempurna. Semakin ke bawah, semakin buruk pembakarannya dan akan
menimbulkan jelaga. Pembakar
Bunsen (Bunsen Burner) dapat menggunakan
bahan bakar gas atau metanol.
Ukuran biasanya kecil, dan juga tersedia ukuran besar dan sedang. Cara
penggunaannya yaitu bunsen diisi biasanya dengan spirtus, kemudian
dinyalakan dengan korek api dan bunsen siap digunakan untuk sterilisasi bahan,
setelah itu jika selesai menggunaknnya api dapat dimatikan dengan cara
menutupkan penutup bunsen pada apinya maka api langsung dapat mati.
4. Buret
Fungsi buret yaitu digunakan untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam
eksperimen yang memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi. Bentuk buret yaitu buret memiliki skala dan
berbentuk silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya.
Cara sterilisasinya yaitu sebelum
digunakan buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan.
Cara penggunaan:
-
Mula-mula tutup kran untuk menghindari air menetes saat diisi.
-
Kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong gelas.
Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata kita.
-
Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah
dari corong tidak terpercik ke mata. Perhatikan jangan sampai ada gelembung
yang tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada gelembung, tutup
kran.
-
Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit
untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol.
-
Buret siap digunakan dengan membuka kran hingga cairan dari buret menetes,
sesuaikan kebutuhan laju tetesan cepat atau lambat dengan mengatur putaran
kran.
Ukuran buret antara lain, buret makro (kapasitas 50 ml dan
skala terkecilnya 0,10 ml), buret semimikro (volume 25 ml dengan skala terkecil
0,050 ml), buret mikro (volume 10 ml skala terkecilnya 0,020 ml).
5. Batang
Pengaduk
Fungsi spatula ini digunakan untuk mengaduk larutan
atau bahan kimia yang direaksikan atau dicampurkan di
dalam alat gelas hingga menjadi homogen. Batang pengaduk (spatula) terbuat dari kaca
tahan panas. Bentuk batang pengaduk (spatula) ini terbuat dari kaca atau
gelas berbentuk silinder dengan diameter sekitar 3 – 5 mm. Bagian pegangan yang
berbentuk silindris dan pada salah satu ujungnya dipipihkan (mendatar, tidak
cekung) dengan bentuk umumnya lingkaran, sehingga menyerupai sendok datar. Spatula
ini memiliki dua ukuran yaitu spatula kecil dengan panjang batang
silindris 15 cm, dan spatula besar dengan panjang batang silindris sekitar 20
cm. Cara penggunaannya dengan cara memegang bagian ujung batang pengaduk
dan langsung mengadukkan ke bahan kimia. Cara sterilisasinya yaitu
dengan mencuci atau membilas dengan aquades dan alcohol agar menjadi steril.
6. Botol Reagen
Tutup botol
Tempat bahan
Fungsi botol reagen biasanya digunakan sebagai tempat
untuk menyimpan larutan bahan kimia, digunakan untuk menyimpan indikator asam
basa seperti fenolftalin, dan menyimpan padatan yang mudah bereaksi dengan
udara serta biasanya ditambahkan minyak dalam botol ini. Bentuk botol
reagen yaitu seperti botol biasanya dengan dilengkapi penutup botol. Botol ini
menggunakan bahan dari kaca yang memiliki
volum 250 ml sampai 500 ml.
Berfungsi untuk tempat menyimpan larutan. Cara
penggunaannya yaitu dengan memasukkan bahan kimia berupa cair maupun padat
kedalam botol reagen dan kemudian langsung menutupnya dengan tutup botol. Dan cara
sterilisasinya yaitu dengan membilas dengan aquades dan alcohol supaya
steril.
7. Mortalr dan
Stamper
Mortalr alu
Stemper
Fungsi mortar alu dan stamper digunakan untuk menggiling partikel ke dalam
bubuk halus (triturasi) atau wadah untuk menghaluskan bahan yang akan digunakan
untuk praktikum, serta serta
mencampur bahan kimia. Bentuk mortal
yaitu seperti penghalus bumbu masak dan stemper berbentuk cekung seperti
mangkuk, mortar dan stamper terbuat dari kaca, porselin, wedgwood atau marmer. Strerilisasi dapat
dilakukan dengan pemijaran langsung dengan cara menuangkan alkohol 95% di dalam
mortar dan stamper. Cara
penggunaannya dengan cara mortal digesekkan pada stemper agar bahan menjadi
halus. Dan ukurannya yaitu dari ukuran kecil, sedang sampai besar.
8. Corong Pemisah
(Separato Funnel)
Penutup corong
Tempat cairan
Statif
Kran
Tempat keluarnya larutan
Corong pemisah berfungsi
untuk memisahkan cairan atau pasta dari dua campuran atau lebih yang berbeda
berat jenisnya, dan digunakan untuk mengeluarkan cairan ke wadah
lain, biasanya sebagai bagian dari proses ekstraksi. Selain itu digunakan dalam ekstraksi cair-cair untuk memisahkan
komponen-komponen dalam suatu campuran antara dua fase pelarut dengan densitas
berbeda yang tak campur Corong pemisah digunakan ketika kita membutuhkan laju aliran terkendali,
tapi tidak mengukur keakuratan buret atau pipette. Tersedia
berbagai ukuran corong pemisah diantaranya adalah 250 ml, 500 ml, 1000
ml dan 2000 ml dan antara 50 mL
- 3L.
Cara penggunaannya corong
pemisah biasanya ditempatkan pada ring besi yang dipasang pada statif yang digunakan untuk menyokong alat ini kemudian corong pemisah terbuka di bagian atasnya untuk menambahkan cairan dan memungkinkan
untuk disambung dengan stopper, gabus, atau konektor. Sisi miring
membantu membuatnya lebih mudah untuk membedakan
lapisan dalam cairan, aliran cairan dikendalikan dengan keran disisi
bawahnya untuk menghentikan batas keluarnya cairan yang diinginkan. Dan bentuknya kerucut yang ditutupi
setengah bola dan mempunyai penyumbat di atasnya
dan keran di bawahnya.
9. Labu Distilasi
Distilasi berfungsi sebagai unit
operasi atau proses pemisahan fisik, dan bukan reaksi kimia. Distilasi adalah
metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan volatilitas komponen dalam
campuran cairan mendidih.
Cara penggunaan alat distilasi, yaitu dasar
pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu
komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik
didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih juga
perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas.
Dan distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer, contoh aplikasi distilasi
sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.Ukuran kapasitas
125, dilengkapi karet penutup berlubang kira-kira 6 mm.
10. Botol
Herbarium
Berfungsi sebagai tempat preparat atau untuk
mengawetkan tanaman misalnya daun yang berpenyakit atau tempat untuk menyimpan isolat tanaman
yang terserang penyakit dengan bahan kimia tertentu. Memiliki bentuk
tabung dengan tutup, terbuat dari bahan kaca baik botol maupun tutupnya. Ukurannya
mulai dari ukuran besar, sedang, dan kecil. Cara penggunaanya yaitu
dengan cara memasukkan isolate daun yang disimpan atau diawetkan kemudian
diberikan senyawa kimia tertentu yangberfungs mengawetkan.
BAB
4. KESIMPULAN
Dari
makalah diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Dengan
mempelajari alat- alat laboratorium khususnya alat gelas maka kita dapat
mengetahui fungsi alat tersebut, cara kegunaannya, cara sterilisasinya, dan
ukuran yang sesuai dengan kegunaannya masing- masing, serta dapat mengurangi kesalahan prosedur pemakaian.
2. Alat alat yang ada di laboraturium khususnya alat gelas (kaca)
memiliki sifat mudah pecah, bening, tahan terhadap zat korosif, tahan panas dan
keras tetapi rapuh , logam, plastik, porselen sehingga harus berhati- hati
dalam penggunaannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Balbach,M & L.C.Bliss. 1996. A Laboratory manual For Botany. Saunders collage publishing. New York.
Day JR, R.A dan
Underwood.A.L. 1986. Analisis Kuantitatif.
Erlangga. Jakarta.
Laila, Khusucidah, 2006. Krelasi Antara Pengetahuan Alat Praktikum dengan Psikomotorik Siswa kelas XII
IPA SMAN 11 Semarang Materi pokok. Universitas Negeri
semarang. Semarang.
Purba, Michael.
2003. Kimia. Erlangga. Jakarta.
ALAT- ALAT GELAS
TUGAS MAKALAH
DASAR- DASAR INSTRUMENTASI PERALATAN PERTANIAN
Oleh
Kelompok 2 :
1.
Anshori (111510501073)
2.
Viandra Edo (111510501075)
3.
Iffah (111510501083)
4.
Ainul Yaqin (111510501089)
5.
Dadang Cahyo N (111510501090)
6.
Erliv Safita (111510501097)
7.
Alvian Afif A (111510501118)
8.
Rezky Heru A (111510501122)
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Di zaman yang modern perkembangan
dibidang penelitian sangat pesat, hal tersebut tentunya didukung oleh alat-alat
serta teknologi yang telah tercipta khususnya peralatan dalam bidang pertanian
(alat gelas, alat optic, dan alat berat pertanian). Salah satu peralatan
pertanian termasuk peralatan laboratorium, pengenalan alat-alat laboratorium
dilakukan untuk kepentingan keselamatan kerja saat melakukan penelitian.
Alat-alat laboratorium (khususnya alat gelas) biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan
prosedur. Dengan adanya pengenalan terhadap peralatan laboratorium ini dapat
mengurangi kesalahan prosedur pemakaian. Selain itu dapat juga sebagai dasar
bagi kita apabila kita nantinya melakukan penelitian sehingga hasil / data yang
kita dapatkan benar dan tidak ada kesalahan.
Peralatan laboratorium merupakan peralatan yang biasanya digunakan
dalam keadaan steril. Steril adalah suatu keadaan yang bersih dan bebas dari
mikrobia yang dapat mengakibatkan gagalnya dari suatu eksperimen. Untuk
mengkondisikan suatu alat laboratorium dalam keadaan steril, biasanya dilakukan
sterilisasi. Sterilisasi
adalah suatu usaha untuk membebaskan bahan-bahan dari mikrobia yang tidak
diinginkan. Tujuan pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium
(alat gelas) adalah agar dapat mengetahui cara-cara penggunaan alat tersebut
dengan baik dan benar, Sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat
diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini penting supaya saat melakukan
penelitian, data yang diperoleh akan benar pula. Data-data yang tepat akan meningkatkan
kualitas penelitian seseorang.
Pengenalan
alat-alat laboratorium (alat gelas) yaitu bertujuan untuk mengenalkan macam dan
jenis dari peralatan yang terdapat dalam laboratorium, penggunaannya serta cara
sterilisasinya. Pengenalan peralatan praktikum yang berbahan dari gelas
tersebut sangat harus hari- hati dalam menggunakannya dan dalam menggunakan
alat gelas harus dalam keadaan steril. Beberapa alat dalam laboratorium yang
sering digunakan dalam suatu penelitian memiliki tingkat kekuatan yang berbeda
antara lain ialah : ada alat yang mudah pecah dalam pemanasan dan ada pula yang
tidak mudah pecah dalam pemanasan, ada alat yang memiliki skala pengukuran yang
besar dan ada yang memiliki skla pengukuran yang kecil, hal-hal tersebut
sangatlah perlu diketahui karena berpengaruh sangat besar dalam perolehan hasil
ahir suatu penelitian. Beberapa kejadian yang fatal yang sering kali terjadi
dan mengakibatkan suatu penelitian kurang optimal atau bahkan gagal antara lain
yaitu seorang peneliti kurang memahami karakteristik dan fungsi yang tepat
tentang alat yang digunakan dalam langkah kerja suatu penelitian yang
dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa macam- macam alat gelas
2. Bagaimana cara penggunaan dan fungsi alat gelas
3. Bagaimana bentuk, ukuran dan cara sterilisasinya
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui macam-
macam alat gelas
2. Untuk mengetahui cara
penggunaan dan fungsi alat gelas
3. Untuk mengetahui bentuk,
ukuran dan cara sterilisasinya
BAB 2. LANDASAN TEORI
Alat – alat gelas merupakan salah
satu dari beberapa peralatan laboratorium yang paling sering ditemui. Hampir
semua alat – alat dasar laboratorium dari segala disiplin ilmu menggunakan
bahan gelas. Kaca yang dijadikan bahan untuk peralatan gelas adalah kaca
borosilikat yang dahulu lebih dikenal dengan nama pyrex. Keunggulan kaca ini
adalah tahan tegangan termal. Walaupun saat ini sudah ada yang menggunakan
bahan plastik, namun penggunaan alat – alat gelas yang terbuat dari kaca masih
lebih unggul karena kaca mempunyai sifat inert, transparan, dan yang paling
utama adalah tahan panas (Balbach, DKK, 1996).
Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan
untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium
biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai
dengan prosedur. Sebab pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium
adalah agar dapat diketahui cara-cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan
benar, Sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir sedikit
mungkin. Hal ini penting supaya saat melakukan penelitian, data yang diperoleh
akan benar pula. Data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian
seseorang (Plummer, 1987).
Alat – alat yang digunakan di
dalam laboratorium ada bermacam – macam dan dibedakan berdasarkan jenisnya.
Salah satu dari sekian jenis peralatan yang ada dalam laboratorium adalah alat
– alat gelas. Peralatan gelas di laboratorium umumnya merujuk pada berbagai peralatan
yang terbuat dari kaca (Purba, 2003).
BAB 3. PEMBAHASAN
Dasar Dasar Instrumentasi Peralatan
Pertanian mempelajari pengenalan alat-alat berbahan gelas dan alat- alat optic
bertujuan untuk mengenal dan mengetahui fungsi alat-alat laboratorium berbahan
gelas dan alat optik. Sehingga dengan mengenal dan mengetahui fungsi dari
alat-alat tersebut, pengguna akan lebih berhati-hati dalam menggunakan.
Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja
saat melakukan penelitian.
Alat-alat laboratorium biasanya
dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan
prosedur. Sebab pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah
agar dapat diketahui cara-cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar,
sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir sedikit mungkin.
Alat-
alat gelas (kaca) diantaranya memiliki sifat benin, tahan terhadap zat korosif,
tahan panas dank eras tetapi rapuh , logam, plastik, porselen.
1. Desikator
Katup
Tutup desikator
Tempat bahan
Bahan pengering
Desikator
biasa Desikator vakum
Desikator
ini biasanya terdapat di dalam laboratorium yang berfungsi sebagai
tempat menyimpan bahan-bahan yang harus bebas air dan mengeringkan padatan dan
zat-zat dalam laboratorium. Bentuk desikator berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi
bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena
dilapisi vaseline, bahan pengering yang biasa
digunakan adalah silika gel. Cara
menggunakannya yaitu dengan membuka tutup desikator dengan menggesernya ke
samping, letakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang sama dengan diolesi vaselin untuk
merapatkan tutupnya.
Desikator
dikenal dua macam yaitu desikator biasa dan desikator vakum, dimana
keduanya dibuat dengan bahan dasar kaca dan dengan ukuran yang berbeda. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa
dibuka tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa,
sedangkan desikator biasa tidak terdapat katub.
2. Exicator
Tutup
Tempat bahan
saringan
Kapur
Eksikator merupakan alat yang berfungsi
untuk pengering bahan untuk menyimpan bahan yang menyerap air, untuk menurunkan kadar air, mendinginkan
bahan atau wadah sebelum dilakukan penimbangan, dan menyimpan bahan agar tetap
dalam kondisi kering dan untuk
mendinginkan krus yang habis dipijarkan atau krus penyaring setelah dikeringkan
sampai suhu kering sama dengan suhu kamar. Bentuk alat eksikator berbentuk bulat dengan tutup dan saringan
serta kapur didalamnya yang terbuat dari kaca, eksikator memiliki 4 komponen
yaitu kapur, saringan, tempat dan tutup. Ukurannya terdiri
dari ukuran besar, sedang, dan kecil.
Sebagai
bahan pengering biasanya CaO, CaCl2, anhydrous atau asam sulfat pekat, silica
gel, fosfor, pentaoksida, dll. Cara penggunaan tutup eksikator pada
bibirnya dilapisi dengan vaselin supaya penutupan berlangsung secara rapat
sampai kedap udara, waktu membuka penutup harus hati-hati yakni dengan
menggeser ke samping dan tidak diangkat, saat sebelum eksikator ditutup harus
diberi kesempatan 5-10 detik agar udara di dalam eksikator mengembang serta
menjadi panas..
3. Bunsen
Tutup bunsen
Sumbu api
Tempat spirtus
Pembakar
Bunsen (Bunsen Burner) merupakan salah satu alat yang berfungsi untuk
menciptakan kondisi yang steril melalui proses fisika (pembakaran), untuk
sterilisasi alat – alat seperti jarum ose atau petridish, untuk menurunkan
kadar air, menguapkan air pada preparat, dan untuk menampung bahan bakar
seperti spirtus pada proses pembakaran. Berbentuk wadah untuk menampung
bahan bakar seperti spirtus pada proses pembakaran. Bunsen yang dibakar akan
menghasilkan 4 zona warna yakni dari bawah hitam, merah, kuning, dan biru.
Bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang
berwarna biru (paling panas) karena pada bagian ini sudah terjadi pembakaran
yang sempurna. Semakin ke bawah, semakin buruk pembakarannya dan akan
menimbulkan jelaga. Pembakar
Bunsen (Bunsen Burner) dapat menggunakan
bahan bakar gas atau metanol.
Ukuran biasanya kecil, dan juga tersedia ukuran besar dan sedang. Cara
penggunaannya yaitu bunsen diisi biasanya dengan spirtus, kemudian
dinyalakan dengan korek api dan bunsen siap digunakan untuk sterilisasi bahan,
setelah itu jika selesai menggunaknnya api dapat dimatikan dengan cara
menutupkan penutup bunsen pada apinya maka api langsung dapat mati.
4. Buret
Fungsi buret yaitu digunakan untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam
eksperimen yang memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi. Bentuk buret yaitu buret memiliki skala dan
berbentuk silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya.
Cara sterilisasinya yaitu sebelum
digunakan buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan.
Cara penggunaan:
-
Mula-mula tutup kran untuk menghindari air menetes saat diisi.
-
Kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong gelas.
Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata kita.
-
Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah
dari corong tidak terpercik ke mata. Perhatikan jangan sampai ada gelembung
yang tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada gelembung, tutup
kran.
-
Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit
untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol.
-
Buret siap digunakan dengan membuka kran hingga cairan dari buret menetes,
sesuaikan kebutuhan laju tetesan cepat atau lambat dengan mengatur putaran
kran.
Ukuran buret antara lain, buret makro (kapasitas 50 ml dan
skala terkecilnya 0,10 ml), buret semimikro (volume 25 ml dengan skala terkecil
0,050 ml), buret mikro (volume 10 ml skala terkecilnya 0,020 ml).
5. Batang
Pengaduk
Fungsi spatula ini digunakan untuk mengaduk larutan
atau bahan kimia yang direaksikan atau dicampurkan di
dalam alat gelas hingga menjadi homogen. Batang pengaduk (spatula) terbuat dari kaca
tahan panas. Bentuk batang pengaduk (spatula) ini terbuat dari kaca atau
gelas berbentuk silinder dengan diameter sekitar 3 – 5 mm. Bagian pegangan yang
berbentuk silindris dan pada salah satu ujungnya dipipihkan (mendatar, tidak
cekung) dengan bentuk umumnya lingkaran, sehingga menyerupai sendok datar. Spatula
ini memiliki dua ukuran yaitu spatula kecil dengan panjang batang
silindris 15 cm, dan spatula besar dengan panjang batang silindris sekitar 20
cm. Cara penggunaannya dengan cara memegang bagian ujung batang pengaduk
dan langsung mengadukkan ke bahan kimia. Cara sterilisasinya yaitu
dengan mencuci atau membilas dengan aquades dan alcohol agar menjadi steril.
6. Botol Reagen
Tutup botol
Tempat bahan
Fungsi botol reagen biasanya digunakan sebagai tempat
untuk menyimpan larutan bahan kimia, digunakan untuk menyimpan indikator asam
basa seperti fenolftalin, dan menyimpan padatan yang mudah bereaksi dengan
udara serta biasanya ditambahkan minyak dalam botol ini. Bentuk botol
reagen yaitu seperti botol biasanya dengan dilengkapi penutup botol. Botol ini
menggunakan bahan dari kaca yang memiliki
volum 250 ml sampai 500 ml.
Berfungsi untuk tempat menyimpan larutan. Cara
penggunaannya yaitu dengan memasukkan bahan kimia berupa cair maupun padat
kedalam botol reagen dan kemudian langsung menutupnya dengan tutup botol. Dan cara
sterilisasinya yaitu dengan membilas dengan aquades dan alcohol supaya
steril.
7. Mortalr dan
Stamper
Mortalr alu
Stemper
Fungsi mortar alu dan stamper digunakan untuk menggiling partikel ke dalam
bubuk halus (triturasi) atau wadah untuk menghaluskan bahan yang akan digunakan
untuk praktikum, serta serta
mencampur bahan kimia. Bentuk mortal
yaitu seperti penghalus bumbu masak dan stemper berbentuk cekung seperti
mangkuk, mortar dan stamper terbuat dari kaca, porselin, wedgwood atau marmer. Strerilisasi dapat
dilakukan dengan pemijaran langsung dengan cara menuangkan alkohol 95% di dalam
mortar dan stamper. Cara
penggunaannya dengan cara mortal digesekkan pada stemper agar bahan menjadi
halus. Dan ukurannya yaitu dari ukuran kecil, sedang sampai besar.
8. Corong Pemisah
(Separato Funnel)
Penutup corong
Tempat cairan
Statif
Kran
Tempat keluarnya larutan
Corong pemisah berfungsi
untuk memisahkan cairan atau pasta dari dua campuran atau lebih yang berbeda
berat jenisnya, dan digunakan untuk mengeluarkan cairan ke wadah
lain, biasanya sebagai bagian dari proses ekstraksi. Selain itu digunakan dalam ekstraksi cair-cair untuk memisahkan
komponen-komponen dalam suatu campuran antara dua fase pelarut dengan densitas
berbeda yang tak campur Corong pemisah digunakan ketika kita membutuhkan laju aliran terkendali,
tapi tidak mengukur keakuratan buret atau pipette. Tersedia
berbagai ukuran corong pemisah diantaranya adalah 250 ml, 500 ml, 1000
ml dan 2000 ml dan antara 50 mL
- 3L.
Cara penggunaannya corong
pemisah biasanya ditempatkan pada ring besi yang dipasang pada statif yang digunakan untuk menyokong alat ini kemudian corong pemisah terbuka di bagian atasnya untuk menambahkan cairan dan memungkinkan
untuk disambung dengan stopper, gabus, atau konektor. Sisi miring
membantu membuatnya lebih mudah untuk membedakan
lapisan dalam cairan, aliran cairan dikendalikan dengan keran disisi
bawahnya untuk menghentikan batas keluarnya cairan yang diinginkan. Dan bentuknya kerucut yang ditutupi
setengah bola dan mempunyai penyumbat di atasnya
dan keran di bawahnya.
9. Labu Distilasi
Distilasi berfungsi sebagai unit
operasi atau proses pemisahan fisik, dan bukan reaksi kimia. Distilasi adalah
metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan volatilitas komponen dalam
campuran cairan mendidih.
Cara penggunaan alat distilasi, yaitu dasar
pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu
komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik
didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih juga
perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas.
Dan distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer, contoh aplikasi distilasi
sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.Ukuran kapasitas
125, dilengkapi karet penutup berlubang kira-kira 6 mm.
10. Botol
Herbarium
Berfungsi sebagai tempat preparat atau untuk
mengawetkan tanaman misalnya daun yang berpenyakit atau tempat untuk menyimpan isolat tanaman
yang terserang penyakit dengan bahan kimia tertentu. Memiliki bentuk
tabung dengan tutup, terbuat dari bahan kaca baik botol maupun tutupnya. Ukurannya
mulai dari ukuran besar, sedang, dan kecil. Cara penggunaanya yaitu
dengan cara memasukkan isolate daun yang disimpan atau diawetkan kemudian
diberikan senyawa kimia tertentu yangberfungs mengawetkan.
BAB
4. KESIMPULAN
Dari
makalah diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Dengan
mempelajari alat- alat laboratorium khususnya alat gelas maka kita dapat
mengetahui fungsi alat tersebut, cara kegunaannya, cara sterilisasinya, dan
ukuran yang sesuai dengan kegunaannya masing- masing, serta dapat mengurangi kesalahan prosedur pemakaian.
2. Alat alat yang ada di laboraturium khususnya alat gelas (kaca)
memiliki sifat mudah pecah, bening, tahan terhadap zat korosif, tahan panas dan
keras tetapi rapuh , logam, plastik, porselen sehingga harus berhati- hati
dalam penggunaannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Balbach,M & L.C.Bliss. 1996. A Laboratory manual For Botany. Saunders collage publishing. New York.
Day JR, R.A dan
Underwood.A.L. 1986. Analisis Kuantitatif.
Erlangga. Jakarta.
Laila, Khusucidah, 2006. Krelasi Antara Pengetahuan Alat Praktikum dengan Psikomotorik Siswa kelas XII
IPA SMAN 11 Semarang Materi pokok. Universitas Negeri
semarang. Semarang.
Purba, Michael.
2003. Kimia. Erlangga. Jakarta.
No comments:
Post a Comment