LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI
PANEN DAN PASCA PANEN
Acara :
Pengenalan Hama Pasca Panen Pada Beberapa Komoditi (Biji
Kopi).
Tanggal : 29
November 2012
Tempat : Laboraturium Hama Dan Penyakit Tumbuhan
(HPT)
Tujuan :
Untuk mengetahui morfologi,
gejala, dan cara pengendalian pada masing-masing jenis hama gudang.
|
NAMA : REZKI HERU ADITYA
NIM
: 111510501122
GOL
: KAMIS/KELAS C
Nilai :
|
|
PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Produk
pasca penen merupakan hasil dari
produksi tanaman yang dipanen dengann
tujuan
untuk memberikan nilai tambah dan keuntungan bagi petani maupun konsumen, namun produk
pertanian merupakan jenis produk yang mudah rusak, Kerusakan produk tersebut
akan berpengaruh pada nilai jual, kwalitas, nilai gizi dan penampilan produk.
Kerusakan produk pertanian dapat dikarenakan oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah hama, jenis hama yang menyerang produk pertanian pada fase lepas
panen atau penyimpanan, disebut sebagai hama pasca panen, atau hama gudang.
Hama pasca panen atau hama gudang adalah jenis hama yang
menyeran hasil dari produksi tanaman, baik buah, biji, tongkol dll. Hama
gudamg mempunyai sifat dan karakter
khusus yang berbeda jika dibandingkan dengan
hama-hama yang menyerang dilapangan, hal ini sangant berkaitan dengan ruang
lingkup hidupnya yang terbatas yang tentunya memberikan pengaruh faktor luar yang terbatas
pula. Walaupun
hama gudang (produk dalam simpanan) ini hidupnya dalam ruang lingkup yang
terbatas, namun
memiliki berbagai macam jenis, spesies, karakteristik yang beragam,
dimana setiap masing-masing jenis hama memiliki dampak dan penanggulanagn yang berbeda.
Pada dasarnya penggolongan jenis hama pasca panen yang menyerang
produk dalam gudang dapat diamati
menurut taksonominya.
Hama
yang terdapat dalam gudang tidak hanya menyerang produk yang baru saja dipanen
melainkan juga produk industri hasil pertanian. Produk tanaman yang disimpan dalam gudang
yang sering terserang hama tidak hanya terbatas pada produk bebijian saja
melainkan produk yang berupa dedaunan (teh, kumis kucing, dan lain sebagainya)
dan kekayuan atau kulit kayu misalnya kayumanis, kulit kina, dan lainnya. Biasanya
hama gudang yang sering dijumpai pada berbagai komoditi yang ada, besasal dari
golongan ordo Coleoptera beberapa diantaranya yaitu, Tribolium castaneum,
Tribolium confusum, Sitophilus oryzae, Callocobruchus spp, dll.
1.2 Latar
Belakang
1.
Untuk mengetahui morfologi, gejala, dan cara pengendalian pada
masing-masing jenis hama gudang.
2.
Mengetahui jenis-jenis
hama yang menyerang pada berbagai macam
bahan hasil produkti tanaman.
BAB 2. TINAJUAN PUSTAKA
Hama
pascapanen adalah organisme-organisme yang merusak hasil pertanian baik yang
telah dipanen atau lewat masa panen. Kerusakan adalah berhubungan dengan
kondisi produk yang menunjukkan adanya habitat serangga, bekas makanan seperti
berlubang, alur gerekan. Sedangkan
kehilangan adalah akibat adanya aktifitas serangga (termakan) sehingga akan mengurangi
jumlah material yang disimpan (Kartasapoetra, 1991).
Menurut
(Kartasapoetra, 1991). Secara umum, faktor yang mempengaruhi perkembangan dari
hama pascapanen dibagi ke dalam 2 faktor :
1. Faktor luar (Eksternal) :
terdiri dari iklim, makanan, musuh alami, dan manusia
2. Faktor dalam (Internal); lebih banyak dipengaruhi oleh faktor genetik hama itu sendiri.
2. Faktor dalam (Internal); lebih banyak dipengaruhi oleh faktor genetik hama itu sendiri.
Hama
gudamg mempunyai sifat yang khusus yang berlainan dengan hama-hama yang
menyerang dilapangan, hal ini sangant berkaitan dengan ruang lingkup hidupnya
yang terbatas yang tentunya memberikan pengaruh factor luar yang terbatas pula, sehingga memiliki klasifikasi tersendiri. Yang
dimaksud dengan klasifikasi atau penggolongan ialah pengaturan individu dalam
kelompok, penyusunan kelompok dalam suatu sistem, data individu dan kelompok
menentukan hama itu dalam sistem tersebut. Letak hama hama dalam system
sudah memperlihatkan sifatnya (Toekidjo, 1996).
Berbagai macam usaha untuk
menanggulangi hama pasca panen antara lain yaitu :
1. Musuh alami
Musuh
alami hama ini antara lain Anisopteromalus calandrae How (parasit
larva), semut merah dan semut hitam yang berperan sebagai predator dari larva
dan telur hama. Penagendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan
penjemuran produk simpanan pada terik matahari, diharapkan dengan adanya
penjemuran ini hama Sitophilus oryzae dapat terbunuh, dengan pengaturan
tempat penyimpanan, dan dengan melakukan fumigasi terhadap produk yang disimpan
(Anugeraheni, 2002).
2. Bahan kimia
Penggunaan
pestisida kimia dalam pengendalian hama tanaman saat ini banyak menimbulkan
dampak negatif. Masalah pencemaran lingkungan merupakan akibat yang jelas
terlihat, selain itu penggunaan
pestisida secara terus menerus juga dapat menyebabkan resistensi hama dan
bahkan meninggalkan residu pestisida pada produk hasil pertanian yang bisa
berbahaya apabila dikonsumsi manusia.
3. Pestisida
nabati
Ekstrak
biji dan daun nimba (Azadirachta indica L) memiliki senyawa-senyawa penting dalam mengendalikan
hama, antar lain yaitu: azadirachtin, salanin, dan
meliantriol. Ketiga
senyawa tersebut digolongkan ke dalam kelompok tripenoid yang merupakan bahan
pestisida alami, tetapi yang paling efektif adalah azadirachtin. Mimba tidak
membunuh hama secara cepat tetapi berpengaruh terhadap daya makan, pertumbuhan,
reproduksi, proses ganti kulit, menghambat perkawinan dan komunikasi seksual
(Rukmana dan Yuniarsih, 2003).
BAB 3 PEMBAHASAN
Pada
kelompok kami hasil produksi tanaman yang diamati adalah biji kopi, dan hama
yang ditemukan adalah Tribolium castaneum. Hama
ini juga disebut hama bubuk beras, bubuk Tribolium bukan hama yang
khusus menyerang beras atau tepungnya. Hama Tribolium hanya memakan
sisa komoditas yang telah terserang hama Sitophilus oryzae sebelumnya
yang berbentuk tepung (hama sekunder). Hama ini tidak hanya ditemukan dalam
komoditas beras, tetapi juga terdapat pada gaplek, dedak, beaktul yang ada di
toko maupun di rumah. Kemungkinan
besar ditemukannya hama ini pada biji kopi dikarenkan oleh faktor penyimpanan
yang berdekatan antara biji kopi dan beras, sehingga hama ini menginfeksi dan
bersarang pada biji kopi.
Kumbang
T. confusum berwarna coklat kemerah-merahan
sampai gelap, bentuk tubuhnya pipih dengan panjang
berkisar antara 3 - 4 mm. Ordo
coleopteran tenebrionidae dan berkembang pada suhu 20-37,50 C. Kartasapoetra
(1991) menyatakan bahwa tipe antena kumbang ini adalah menggada. Memiliki sungut bertipe klavat atau sungut membesar
ke ujung secara bertahap. Tiap induk atau kumbang
betina dapat menghasilkan telur 450 butir sepanjang siklus hidupnya, telur
diletakkan dalam tepung atau pada bahan-bahan lain yang sejenis yang merupakan
pecahan-pecahan kecil. Memiliki bagian
mata sempit dengan 1-2 mata facet. Larva bergerak aktif
karena memiliki 3 pasang kaki torakal. Larva-larva ini selama perkembangannya
mengalami pergantian kulit antara 6 - 11 kali, tetapi tidak jarang pula hanya 6
- 7 kali, ukuran larva yang telah dewasa antara 8 – 11 mm. Menjelang masa
berkepompong larva ini akan muncul di permukaan material, tetapi setelah
menjadi imago selanjutnya masuk kembali ke dalam material. Siklus hidupnya
sekitar 35 - 45 hari.
Gejala yang ditimbulkan oleh Trybolium confusum yaitu :
1.
Terdapat
tepung di partikel bahan makanan.
2.
Menyerang
pada jagung, kopra, rempah-rempah, orgum tepung terigu, kacang tanah, biji
kakao, beras dan lain-lain.
3.
Setelah
menetas larva dapat bergerak aktif pada tepung atau material makanan.
Pengendalian
yang dapat dilakukan untuk mencegah kerusakan oleh hama ini dapat dilakukan
dengan melakukan penjemuran terhadap komoditas simpanan pada waktu tertentu
dengan pengeringan yang sempurna. Selain itu juga dapat dilakukan fumigasi
terhadap produk pasca penen dengan menggunakan fumigan yang tidak berbahaya
bagi kesehatan manusia.
BAB 4.
KESIMPULAN
Dari
praktikum yang dilaksanakan, dapat diperoleh beberapa kesimpulan, antara lain
yaitu :
1.
Serangga hama di penyimpanan, terutama
hama-hama penting adalah serangga yang telah teradaptasi pada lingkungan
penyimpanan dengan baik, karena habitat penyimpanan merupakan reservoir
alaminya dan toleransinya
yang tinggi terhadap faktor fisik di penyimpanan.
2.
Serangga Tribolium confusum merupakan hama penting yang biasa ditemukan pada
padi dan jatrang ditemukan pada biji kopi.
3.
Perkembangan hama pasca panen dapat dihambat dengan
perlakuan modifikasi aspek lingkungan yang bertentangan dengan siklus hidup
hama tersebut, misal dengan manipulasi suhu.
DAFTAR PUSTAKA
Anggara, A.W. 2007. Hama Gudang Penyimpanan Padi. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan. PUSLITBANGTAN, Jawa Barat. h. 14-20.
Kartasaputra. 1991. Hama Hasil Tanaman Dalam Gudang.
Rineka Cipta. Jakarta.
Maryam dan T. Mulyana, 2009. Insektisida Botani Pasti
Ramah Lingkungan. Diunduh dari http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/wr251034.pdf
(3 November 2009).
Toekidjo, Martoredjo. 1996. Ilmu Penyakit Lepas Panen. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Retnowati, E, 1999. Isolasi dan karakterisasi zat aktif dalam biji Annona muricata sebagai senyawa insektisida.. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Farmasi. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Jakarta. h.50-51.
Rukmana, R dan Y. Yuniarsih, 2003. Nimba, Tanaman Penghasil Pestisida Alami.
Kanisius, Yogyakarta.
makaci info na
ReplyDelete