LAPORAN
PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PANEN DAN PASCA PANEN
Acara : Pengenalan Hama Pasca Panen Pada Beberapa Komoditi(Kopi)
Tanggal : 29 November
2012
Tempat : Laboraturium Hama Dan Penyakit Tumbuhan (HPT)
Tujuan : Untuk mengetahui cara pembuatan ekstrak
pestisida nabati
|
NAMA : REZKI HERU ADITYA
NIM : 111510501122
GOL : KAMIS/KELAS
C
Nilai :
|
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2012
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Penyakit pasca penen
pada buah, yang dapat menimbulkan rusaknya produk pertanian khususnya buah
strowberi, dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme antara lain
yaitu jamur dan bakteri. Mikroorganisme tersebut dapat menginfeksi buah pada
saat buah masih berada dipohon maupun pada saat buah sudah dipanen. Selain
itu, bekas-bekas pemotongan, luka memar ataupun lecet membuat kesempatan
organisme penyebab penyakit akan lebih mudah menginfeksi komoditi panenan
tersebut. Kondisi tekanan (stress) akibat suhu tinggi atau rendah memungkinkan
menyebabkan perubahan dalam aspek fisiologis yang tentunya akan memudahkan bagi
berkembangnya mikroorganisme penyebab
penyakit dan semakin pekanya komoditi terdapat sesuatu jenis penyebab penyakit.
Salah satu penyakit
pada buah strowberi lepas panen yaitu penyakit kapang kelabu. Penyakit kapang
kelabu merupakan penyakit busuk buah pada strowberi lepas panen setelah
dipetik, dalam pengangkutan hingga penyimpanan sebelum dijual kepasar, dan
tergolong penyakit yang menimbulkan kerugian ekonomi tinggi apabila tidak
ditangani. Penyakit ini disebabkan oleh Botrytis
cinerea. Gejala penyakit yang ditimbulkan apabila terserang
busuk Botrytis cinerea ditandai
dengan adanya perubahan fisiologis dan biologis pada buah,
mulai dari perubahan warna, keasaman, tekstur (kelunakan buah), rasa atau taste
hingga aroma buah.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
mekanisme infeksi Botrytis
cinerea pada buah
strowberi?
2.
Bagaimana gejala
dan dampak penyakit busuk buah akibat Botrytis cinerea pada
buah strowberi lepas panen?
3.
Bagaimana upaya
dalam menangani penyakit busuk buah akibat Botrytis cinerea pada
buah strowberi lepas panen?
1.3 Tujuan
1.
Bagaimana
mekanisme infeksi Botrytis
cinerea pada buah
strowberi?
2.
Bagaimana gejala
dan dampak penyakit busuk buah akibat Botrytis cinerea pada
buah strowberi lepas panen?
3.
Bagaimana upaya
dalam menangani penyakit busuk buah akibat Botrytis cinerea pada
buah strowberi lepas panen?
BAB 2.
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor-faktor
utama bagi perkembangan penyakit Botrytis cinerea
buah strowberi adalah inang (tanaman), penyebab penyakit (microorganisme) dan
lingkungan. Faktor lingkungan terdiri atas suhu, kelembaban relatif dan
komposisi atmosfir (ruang) simpan. Jadi terdapat tiga
faktor utama yang sering juga dikenal sebagai segi tiga penyakit (pathogen/microorganisme
– inang - lingkungan). Penyakit-penyakit yang muncul pada komoditi pada
fase penanganan setelah panen dikenal sebagai penyakit pasca panen atau postharvest
disease. Kegiatan pasca panen meliputi panen, pengangkutan, pemilihan
(sortasi), pemasakan, penyimpanan, pengepakan, pengolahan dan pemasaran.
Jenis penyakit pasca panen pada strowberi
1. Penyakit Non-Parasiter
a. Kerusakan
Mekanis
Kerusakan mekanis bentuknya
bermacam-macam dan dapat terjadi pada berbagai kegiatan paska panen.
Benturan-benturan antara individu komoditi panenan merupakan jenis kerusakan
mekanis yang sering muncul dan merugikan.
b. Kerusakan
Fisiologis
Biasanya kerusakan fisiologis
berhubungan dengan proses-proses metabolisme komoditi panenan bersangkutan. Hal
dikarenakan organ panenan, walaupun telah dipisahkan dari pohonnya, masih
melakukan kegiatan fisiologis (mempertahankan kehidupan). Aspek fisiologis yang
berkaitan dengan kerusakan fisiologis adalah penguapan (transpirasi),
pernapasan (respirasi) dan berubahan biologis lainnya.
c. Kerusakan
Fisik
Kerusakan fisik akibat adanya
pengaruh negatif daripada suhu, kelembaban relatif maupun cahaya merupakan
jenis penyakit komodidi panenan yang tergolong non-parasit.
2. Penyakit Parasiter
Jenis
penyakit pasca panen ini merupakan penyakit-penyakit komoditi panenan yang
disebabkan oleh patogen seperti jamur, bakteri dan virus. Misalnya penyakit kapng kelabu oleh Botrytis cinerea.
Penyakit parasit pasca panen atau
botrytis cinerea dapat merupakan penyakit yang memang
terjadi atau proses infeksi patogen terjadi pada saat komoditi telah dipanen.
Namun dapat juga telah terjadi infeksi pada saat di lapang (sebelum dipanen),
hanya saja patogen pada saat itu dalam keadaan dorman, dan setelah panenan
serta kondisi mendukung
bagi berkembangnya atau aktifnya patogen tersebut, barulah terjadi perkembangan
penyakit yang ditandai terlebih dahulu dengan adanya tanda-tanda penyakit (sympton).
a. Penyakit yang
disebabkan Jamur
Jamur, misalnya Botrytis
cinerea merupakan mikroorganisme penting bagi
suatu penyakit pasca panen buah strowberi. Jamur yang sering
merupakan patogen pasca panen tergolong klas
Ascomycetes dan berhubungan dengan Fungi Imperfecti (jamur Tidak
Sempurna). Sedangkan Klas Phycometeces yang sering merupakan patogen
meliputi genus Rhizopus, Phytopthora, dan Pythium. Sedangkan Klas
Basidomycetes merupakan jamur yang paling jarang sebagai patogen pasca
panen buah khususnya strowberi.
Tabel :Beberapa Penyakit Pada Beberapa Komoditi
Hortikultura Panenan Yang Disebabkan oleh Jamur :
b.
Penyakit yang disebabkan Bakteri
Penyakit pasca panen yang disebabkan
oleh bakteri dapat terjadi akibat infeksi bakteri sejak di lapang (pertanaman)
maupun saat periode pasca panen (setelah dilakukan pemanenan) selama periode
pengumpulan hasil panenan, sortasi, pencucian , packing maupun pengangkutan
dan penyimpanan (Santoso, 2008).
BAB 3. PEMBAHASAN
Mekanisme
infeksi botrytis cinerea pada buah strowberi yang menyebabkan penyakit busuk
buah (kapang kelabu) dapat terjadi pada saat komoditi telah dipanen.
Namun dapat juga telah terjadi infeksi pada saat di lapang (sebelum dipanen),
hanya saja patogen pada saat itu dalam keadaan dorman, dan setelah panenan
serta kondisi mendukung bagi
berkembangnya atau aktifnya patogen tersebut, barulah terjadi perkembangan
penyakit yang ditandai terlebih dahulu dengan adanya tanda-tanda penyakit (sympton).
Mekanisme infeksi patogen botrytis cinerea pada buah strowberi dapat terjadi
dengan beberapa cara antra lain yaitu :
1. Infeksi
saat di lapang (Preharvest diseases)
Infeksi
Botrytis cinerea pada buah strowberi terjadi melalui penetrasi langsung patogen
ke kulit permukaan buah, infeksi melalui lubang-lubang alami (seperti hidatoda,
lenti sel dan mulut daun) dan infeksi melalui luka-luka yang ada. Karena
kondisi yang tidak memungkinkan untuk perkembangan penyakit lebih lanjut,
patogen membentuk badan istirahat dan dalam keadaan dorman. Setelah pemanenan
dan komoditi panenan bersangkutan mengalami prose pemasakan dan senesen, pada
saat itu pula jamur yang semulanya dalam keadaan dorman mulai dapat aktif
tumbuh dan berkembang.
2. Infeksi
setelah panenan (Postharvest diseases)
Keberadaan
luka memar, luka potongan, lecet akibat gesekan maupun lubang alami pada
permukaan komoditi merupakan jalan masuknya (infeksi) bagi patogen botrytis
cinerea pada buah strowberi.
Proses
penetrasi patogen khususnya botrytis cinerea pada buah strowberi dapat melalui
luka-luka atau lobang-lubang alami maupun penetrasi langsung (direct
penetration) ke permukaan kulit melalui pembentukan suatu badan khusus yang
disebut Appressoria, peristiwa ini diawali oleh proses perkecambahan
spora jamur dan pembentukan suatu badan berupa buluh kecambah. Bilamana
keberadaan atau posisi spora jamur tepat pada bagian luka pada komoditi
panenan, maka proses perkecambahan spora berjalan lancar dan langsung
berkembang membentuk koloni jamur. Akibat dari itu, maka perkembangan
penyakit
juga cepat.
Gejala
terjadinya penyakit busuk buah akibat botrytis cinerea pada buah strowberi lepas
panen ialah bagian buah membusuk dan berwarna coklat lalu mulai mengering.
Kapang kelabu
dapat berdampak pada kerugian dan kerusakan buah strowberi dalam skala besar,
karena dapat menular pada buah sehat apabila tidak segera di isolasi atau
dipisahkan, selain itu apabila dikunsumsi juga dapat mengakibatkan gangguan
pada pencernaan, misal masalah pada perut (diare).
Penyakit Kapang kelabu (Botrytis
cinerea) dapat dikendalikan dengan dengan fungisida Benlate atau Grosid 50
SD. Namun pengendalian penyakit paska panen secara kimiawi hendaknya tidak
bersifat pitotoksis, artinya tidak merusak jaringan komoditi panenan tetapi
hanya mematikan (mengendalikan) patogen. Namun penggunaan
pestisida sintetis juga dapat menimbulkan penyakit karena dapat menjadi residu
di dalam tubuh. Oleh karena itu maka dilakukan upaya pengendalian Botrytis
cinerea dengan
agensia hayati yang aman untuk dikonsumsi, misalnya dengan memanfaatkan B. Subtilis dan Bacillus sp.
Tabel pengaruh aplikasi B.Subtilis dan Bacillus sp. Dalam
menghambat pertumbuhan botrytis cinerea
in vitro pada hari ke-3 pengamatan.
Sumber :
Permatasari dkk, 2007.
Dari data yang
diperoleh dapat disimpulkan bahwa perlakuan Bacillus
sp memiliki tingkat rerata penghambat antagonis dan zona hambatan terbesar
disbanding yang lain. Hal tersebur dikarenakan semakin kecil berat kering
miselium maka tingkat penghambat antagonis dan zona hambatan semakin besar
(Permatasari dkk, 2007).
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahsan yang dilakukan dan
literatur yang digunakan, dapat diperoleh beberapa kesimpulan, antara lain
yaitu :
1.
Infeksi botrytis
cinerea pada buah strowberi dapat terjadi
akibat adanya
jalan infeksi, keadaan lingkungan mendukung.
2.
Infeksi
botrytis cinerea pada awalny dapat terjadi dalam buah sebelum panen namun tidak
terlihat dan dorman, namun mulai aktif apabila kondisi mendukung yaitu pada
fase senescence.
3.
Pengendalian penyakit busuk akibat botrytis cinerea dapat dihambat dengan menggunakan agen hayati Bacillus sp.
4.2 Saran
Dalam menangani
penyakit pasca panen hendaknya berusaha untuk meminimalisir penggunaan bahan
kimia (pestisida), karena maemiliki berbagai macam resiko negatif.
DAFTAR PUSTAKA
Kader,
Adel A., et al., 1985. Postharvest
Technology of Horticultural Crops. Cooperative Extension Univ. Of
California.
Martoredjo,
Toekidjo, 1983. Ilmu Penyakit Lepas Panen.
Ghalia Indonesia. Jakarta.
Permatasari,
dkk. 2007. Pengaruh Dan Waktu Aplikasi Agensia Hayati Terhadap Penyakit Kapang
Kelabu Pada Strowberi Lepas Panen. Jurnal
pembangunan pedesaan 7(3) : 193-203.
Santoso,
Bambang. 2008. Penyakit
Pasca Panen Komoditi Hortikultura. Rineka Cipta. Jakarta.
Utama, Made. 2011. Praktik-praktik
Penanganan Pascapanen Skala Kecil: Manual untuk Produk Hortikultura (Edisi ke
4). Universitas Udayana. Denpasar.
No comments:
Post a Comment