MACAM-MACAM PENYAKIT PADA BEBERAPA KOMODITAS PERTANIAN
(SAYUR DAN BUAH) YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR
1. Apel
a.
Penyakit
embun tepung (Powdery Mildew)
Embun tepung pada apel disebabkan oleh Podoshpaeria
leucotricha Salm yang juga
disebut sebagai Oidium farinosum Cke.
Gejala:
Daun yang sakit parah menggulung, kerdil, keras dan rapuh, diselimuti oleh
miselium jamur dan akhirnya rontok.
Jamur berkembang di atas permukaan daun. Infeksi yang tinggi
menyebabkan kerontokan daun lebih dini. Buah yang terinfeksi mungkin pecah
karena tidak dapat tumbuh normal. Proses pembuahan dapat gagal, bunga mati dan
rontok. Pada buah muda jamur membentuk miselium putih. Buah dapat tetap kecil atau bentuknya
agak berubah.
Pengendalian: Memotong
tunas atau bagian yang sakit dan dibakar, menyemprotka fungisida Nimrod 250 EC
2,5-5 cc/10 liter air (500liter/Ha) atau Afugan 300 EC 0,5-1 cc/liter air
(pencegahan) dan 1-1,5 cc/liter air setelah perompesan sampai tunas berumur 4-5
minggu dengan interval 5-7 hari.
b. Jamur Upas (Cortisium salmonicolor
Berk et Br).
Gejala: meliputi 4
stadium, yaitu: (1) Stadium laba-laba: jamur membentuk miselium tipis
menyerupai sarang laba-laba dan belum menembus jaringan; (2) Stadium bongkol:
miselium jamur mulai membentuk hifa dan menginfeksi kulit; (3) Stadium
Cortisium: jamur membentuk kerak berwarna merah jambu dan makin tua berubah
warna menjadi lebih muda atau putih. Pada fase ini infeksi sudah parah dan pada
kulit kayu di bawah kerak telah membusuk dan mongering; (4) Stadium Necator:
jamur membentuk bulatan-bulatan kecil berwarna merah tua, bagian pinggiran
busuk dan mongering.
Cara pengendaliannya:
- Secara kultur teknis, dengan
membersihkan rumput dan mengurangi kerimbunan tajuk, mengurangi kelembaban
kebun, menghilangkan bagian tanaman yang sakit dan lukanya ditutup dengan ter
atau obat penutup luka.
- Secara kimia, dengan
menyemprotkan/menyaput dengan kapur tohor ditambah fungisida (Copper Sandoz
atau Derosal 60 WP setelah perompesan dengan ukuran 2 gram per liter air).
2.
Anggur
a.
Downy Mildew (Jamur)
Disebabkan oleh Jamur
Plasmopara viticola. Gejalanya
fisik yang kelihatan adalah daun kelihatan kuning, di bagian bawah terlihat ada
tepung warna putih-kuning. Daun, bunga maupun tandan muda bisa mati bila
terkena penyakit ini terutama saat musim penghujan atau kelembaban yang tinggi.
Penyakit ini dapat
menghambat buah anggur dari pematangan dengan menutup daun dan buah-buahan
dengan jamur putih.
b.
Powdery Mildew
Disebabkan oleh oidium spp. dan erishype spp. Gejala Serangan pada daun gejala yang tampak adalah pada per,
ukaan atas terdapat tepung berwarna putih yang meluas kemudian berwarna coklat
dan selanjutnya daun gugur. Serangan pada buah mula-mula berwarna putih dan
bekas serangan menjadi berwarna coklat berkutil atau berkerut-kerut sehingga
menyebabkan buah cacat dan bagian
yang diserang pada tanaman anggur adalah bagian pucuk, bunga dan buah muda
bahkan dapat merusak ranting sehingga jadi kerdil dan rusak. Pengandalian dapat dilakukan dengan cara melakukan pemangkasan
atau menguragi kerimbunan sehingga tingkat kelembapan tanaman menurun akibatnya
perkambangan jamur sedikit terhambat.
3. Kapri
a. Penyakit
lapuk tepung
Disebabkan oleh jamur Erysiphe pisi DC. Gejala penyakit ini yaitu muncul
bercak-bercak yang dilapisi oleh lapisan tipis bertepung pada permukaan daun,
batang, polong dan daun penumpu. Pada infeksi fase yang lebih lanjut cendawan
berubah warna menjadi coklat. Serangan penyakit lapuk tepung dapat menyebabkan
daun menguning dan gugur.
b.
Busuk bunga dan polong
Disebabkan
oleh cendawan Choanephora cucurbitarum
Berk et. Rav. Gejala
terjadi busuk bunga kuncup (blossom rot),
mahkota bunga yang mekar diliputi oleh jamur berwarna hitam dan mengilap
seperti logam dan calon buah rontok. Proses pembusukan buah sangat cepat
berlangsung antara 1-2 hari.
c.
Antraknose
Disebabkan oleh jamur Colletotrichum lindemuthianum Sass.
& Magn. Gejala
terjadiserangan pada polong, kotiledon, dan batang yang terdapat luka yang
berwarna hitam bergaris tengah 1 cm yang ditutupi oleh masa spora yang berwarna
salem. Serangan pada daun menyebabkan vena permukaan bawah daun berubah warna
dari hijau ke hitam.
4. Jeruk
a.
Busuk
kering (Fusarium)
Disebabkan oleh cendawan Fusarium sp.
Gejala pada kulit akar yaitu
akar menjadi basah dan busuk, kemudian tanaman menjadi layu dan akhirnya mati.
Cendawan ini banyak menyerang tanaman yang hidup di dataran rendah, terutama
jenis jeruk Siam. Untuk daerah dataran rendah ini jangan menanam jeruk tumpang
sari dengan pepaya, sebab ternyata pepaya penyebab berjangkitnya penyakit
Fusarium.
Pengendalian hanya
dapat dilakukan dengan membenamkan tanah yang akan ditanami harus dibersihkan
dan sisa-sisa tanaman (batang, cabang akar, dll), menggali parit sedalam 1k. 1
m dan lebar 0,5 m disekeliling pohon atau tanaman yang sudah terserang, membongkar
pohon yang sakit lalu bakar agar tidak menular,bekas lobang pembakaran
dibiarkan terbuka dan taburi dengan tepung belerang.
b.
Jamur Upas
Disebabkan cendawan catiurn salmonicolor
Gejala yang ditimbulkan
antara lain yaitu terdapat cendawan berwarna putih dan merah orange pada batang
atau cabang. Kulit batang/cabang menjadi kening dan mati. Penyakit ini timbul
pada daerah yang banyak hujan, kelembaban rendah karena banyak pohon pelindung
atau menanam dengan jarak tanam yang terlalu dekat sehingga kurang sinar matahari
yang masuk.
Pengandalian dapat
dilakukan dengan menyemprotkan Darbolineum plantarium 8% bila serangan-serangan
ringan, pada serangan yang sudah lanjut dan menyebabkan kematian pada
batang/cabang, bagian ini dipotong lalu dibakar, pencegahan dapat silakukan dengan
mengatur jarak tanam sesuai dengan lebar tajuk pohon yang sudah besar.
5. Seledri
a. Bercak Daun Septoria (Septoria apii)
Disebabkan oleh Septoria apii (
Brosio et Cav.), jamur ini mempunyai konidium berukuran 13,5-34,2 X 1,0-2,5 µm.
Piknidium bergaris tengah 65-95 µm, dengan ostiol kurang dari ¼ garis tengah
piknidium.
Gejala Pada umumnya terjadi bercak-bercak klorotis,
lalu menjadi nekrotis dengan garis tengah. Daerah klorotis makin meluas
meliputi sebagian besar dari daun dan di luarnya terdapat titik-titik halus
berwarna hitam. Pada tangkai daun penyakit menyebabkan timbulnya becak-becak
memanjang, berwarna coklat
b. Busuk Akar Merah Jambu (Sclerotinia
sclerotiorum Lib.)
Penyebab
cendawan S. sclerotium.
Gejala yang
tampak pada tanaman seledri
berupa layu mendadak dan robohnya tanaman di lahan. Jaringan tanaman dekat dengan permukaan
tanah mengalami kebusukan sehingga menjadi
lunak dan berair. Jaringan akar mengalami perubahan warna menjadi merah jambu dan terdapat fase istirahat
cendawan berwarna hitam (sclerotia) serta miselium
cendawan berwarna putih yang menutupi permukaan akar tanaman.
Pengendalian penyakit dengan mengairi lahan seledri
selama musim panas di
Florida terbukti sangat efektif mengendalikan penyakit ini. Pergantian tanaman dengan tanaman yang bukan inang patogen
(contoh: jagung) mungkin efektif untuk
memutus siklus hidup patogen. Penggunaan fungisida dapat dilakukan untuk pengendalian penyakit dengan cara
mengaplikasikannya pada saat awal gejala
penyakit muncul di tanaman (Raid dan Kucharek 2006).
6. Buncis
a. Antraknosa
Gejala awal umumnya pada batang
terdapat bercak-bercak jingga atau coklat kemerahan yang memanjang sepanjang
sumbu batang. Membesar sedikit demi sedikit dan melekuk. Gejala pada daun
kurang menyolok, tulang-tulang daun pada sisi bawah daun berubah warnanya dan
dapat berwarna coklat kemerahan sampai hitam, terjadi bercak-bercak kecil yang
dalam waktu pendek dapat meluas sehingga mempunyai garis
tengah 1 cm.
Penyebab penyakit ini adalah
jamur Colletotrichum lindemuthianum yang
berkembang pada kondisi kelembaban udara 98% atau lebih. Infeksi tidak dapat
terjadi pada suhu di atas 27ºC. Akan tetapi pada suhu 17ºC dapat terjadi banyak
infeksi.
Penyakit ini dapat dikendalikan
dengan menanam benih sehat, apabila terjadi infeksi yang berat pada lahan
sebaiknya tidak ditanami buncis selama 2-3 tahun dam dilakukan perbaikan
bercocok tanam, seperti menanam tidak terlalu rapat agar kelembaban tidak
terlalu tinggi di sekitar tanaman, perbaikan drainasi, dan menanam pada musim
kering.
b. Penyakit
embun tepung
Disebabkan oleh cendawan Erysiphe polygoni, famili Erysiphaceae.
Gejala tanaman buncis yang terserang yaitu
organ tanaman berwarna putih keabuan. Bila polong yang diserang maka polong
tidak gugur, namun meninggalkan bekas berwarna cokelat sehingga kualitasnya
menurun.
Pengendaliandapat dilakukan dengan
menghilangkan bagian-bagian yang sudah terserang sebaiknya dipotong atau
dibakar serta dapat juga disemprot dengan pstisida organik. Atau dapat juga
dilakukan penghembusasn dengan tepung belerang.
7.
Kacang panjang
a.
Penyakit Antraknose
Disebabkan
oleh jamur Colletotricum lindemuthianum
Gejala serangan dapat diamati pada bibit yang baru
berkecamabah, semacam kankerberwarna coklat pada bagian batang dan keping biji.
Pengendalian: dengan rotasitanaman, perlakuan benih sebelum ditanam dengan
Natural GLIO dan POC NASA danmembuang rumput-rumput dari sekitar tanaman.
b.
Penyakit
Bercak Daun Cescospora sp.
Penyakit ini
menimbulkan gejala dengan bercak kuning bulat di bagian daun. Biasanya ada
beberapa bercak dalam satu daun. Sama halnya dengan penyakit karat daun, untuk
penyakit bercak daun pencegahannya dengan melakukan sanitasi lingkungan dan
kontrol saluran drainase. Bagi tanaman yang telah terserang, segera semprotkan
fungisida yang efektif dan tepat untuk penyakit ini. Fungisida yang bisa
digunakan adalah Score 250 EC dan Anvil 50 SC. Dosis yang digunakan sesuai
anjuran yang tertera di labelnya.
8.
Kacang
tanah
a.
Bercak Daun
Disebabkan oleh Cercospora
personata dan Cercospora arachidicola. C.arachidicola membentuk
konidia pada kedua sisi daun meskipun lebih banyak pada sisi atas. Konidifor
membentuk rumpun kecil, berwarna coklat kehijauan pucat atau coklat kekuningan.
Konidia hampir jernih atau agak coklat kehijauan.
Biasanya penyakit yang
disebabkan C.personata menimbulkan gejala yang lebih lambat, disebut late
leaf spot. Cendawan membentuk bercak-bercak yang umumnya bulat. Bercak
mempunyai halo kuning. Penyakit bercak daun dipengaruhi oleh kelembaban. Dalam
cuaca kering penyakit Pada suhu yang lebih rendah diperlukan waktu yang lebih
panjang.
Penyakit ini dapat dikendalikan dengan
cara pergiliran
tanaman lain selain kacang tanah, menghilangkan gulma di sekitar tanaman untuk mengurangi
kelembaban udara, jarak tanam diusahakan agak longgar/renggang, 40-50 cm, fungisida yang
mengandung tembaga, misalnya bubur Bordeaux 1% atau Perenox (kuprooksida) 0,5%
yang disemprotkan 2 minggu sekali.
b.
Penyakit Karat.
Disebabkan cendawan Puccinia
arachidis Speg. Dengan gejala pada daun terdapat bercak-bercak coklat muda
sampai coklat (warna karat). Daun
gugur sebelum waktunya. Sehingga fotosintesis terganggu akibatnya proses
perombakan energy dan aktifitas kimia terhambat. Pengendaliandapat dilakukan
dengan menggunakan varietas yang resisten, tanaman yang terserang dicabut dan
dibakar.
9.
Cabe
a.
Penyakit Antraknosa pada Tanaman Cabai
Penyebab dari penyakit ini adalah adannya cendawan
Colletotrichum capsici. Cendawan ini menyerang bagian buah tanaman cabai.
Gejala awal yang dapat dikenali dari serangan penyakit tanaman cabai ini adalah
adanya bercak yang agak mengkilap, sedikit terbenam dan berair. Dalam waktu
yang tidak lama maka buah akan berubah menjadi coklat kehitaman dan membusuk.
Belum ada cara untuk mengembalikan buah yang terkena cendawan in 100%.
b.
Layu
Fusarium
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum.
Cendawan tersebut merusak tanaman karena menghasilkan senyawa toksin yang
disebut asam fusarat. ada
unsur beracun yang dikeluarkan oleh cendawan/jamur tersebut berupa,”zat
asam”,oleh karena itu, pemberian
pupuk kimia yang cenderung bersifat asam,justru akan meningkatkan terjadinya
populasi tanaman yang layu. Pengandalian dapat dilakukan dengan rotasi
tanam maupun mengunakan varietas tahan.
10.
Kacang
Polong
a.
Layu
Fusarium
Disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum. Cendawan
tersebut merusak tanaman karena menghasilkan senyawa toksin yang disebut asam
fusarat. ada unsur beracun
yang dikeluarkan oleh cendawan/jamur tersebut. Gejala yang ditimbulkan yaitu
pada kulit akar yaitu akar menjadi basah dan busuk, kemudian tanaman menjadi
layu seakan-akan kekurangan air, sehingga kekuatan tumbuhnya berkurang dan pada
akhirnya rebah dan mati.
Pengendalian hanya
dapat dilakukan dengan sanitasi, yaitu lahan yang akan ditanami harus
dibersihkan dan sisa-sisa tanaman (batang, cabang akar, dll), yang sudah
terserang, membongkar pohon yang sakit lalu bakar agar tidak menular,bekas
lobang pembakaran dibiarkan terbuka dan taburi dengan tepung belerang.
b.. Antraknosa
Penyebab penyakit ini adalah
jamur Colletotrichum lindemuthianum.
Gejala awal umumnya pada batang terdapat bercak-bercak jingga atau coklat
kemerahan yang memanjang sepanjang sumbu batang hingga melekuk, daun kurang
menyolok, tulang-tulang daun pada sisi bawah daun berubah warnanya dan dapat
berwarna coklat kemerahan sampai hitam, terjadi bercak-bercak kecil yang dalam
waktu pendek dapat meluas sehingga mempunyai garis tengah 1 cm.
Penyakit ini dapat dikendalikan
dengan menanam benih sehat, dan sanitasi lingkungan.
REFERENSI
:
Semangun,
Haryono. 2000. Penyakit-penyakit tanaman
hortikultura di Indonesia. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
http://binaukm.com/2011/05/hama-dan-penyakit-tanamam-apel/.
Diakses pada tanggal 10 Februari 2013.
http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/hama-dan-penyakit-tanaman-anggur.html.
Diakses pada tanggal 11 Februari 2013.
http://budidayanews.blogspot.com/2011/05/hama-dan-penyakit-pada-tanaman-cabai.html.
Diakses pada tanggal 13 Februari 2013.
No comments:
Post a Comment